AYOSEMARANG.COM -- Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti menegaskan bahwa Pemerintah Kota Semarang tengah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap layanan BRT Trans Semarang menyusul insiden kecelakaan yang terjadi beberapa waktu lalu.
Evaluasi tersebut, kata dia, mencakup tiga aspek utama.
"Ada beberapa hal yang menjadi indikasi. Nomor satu, sepertinya alasannya adalah keberatan muatan. Yang kedua, karena memang mesinnya sudah tidak seperti baru. Yang ketiga sumber daya manusianya. Tiga hal ini kita evaluasi," ujarnya, dikutip Ayosemarang.com, Rabu 3 Desember 2025.
Agustina menyebut pihak ketiga selaku operator telah dipanggil dan ditegur untuk segera melakukan pemeriksaan ulang terkait armada dan operasional bus.
Baca Juga: Kurir di Semarang Jadi Korban Pencurian Motor, Pelaku Kabur Bawa Ratusan Paket
Ia menjelaskan bahwa masalah kelebihan penumpang masih menjadi pekerjaan rumah besar. Penambahan armada tidak bisa dilakukan begitu saja karena akan meningkatkan biaya operasional kendaraan (BOK), sementara subsidi untuk Trans Semarang dinilai sudah cukup tinggi.
"Kami ingin jumlah penumpang yang naik itu seimbang dengan jumlah armada yang ada, tetapi pemerintah kota tidak akan mampu itu. Hari ini kemampuan kita hanya seperti itu," sambungnya.
Karena itu, ia mengingatkan para pengemudi agar tidak memaksakan mengangkut penumpang jika bus sudah mencapai kapasitas maksimal karena risiko keselamatan yang ditimbulkan sangat besar.
Kondisi Armada Bus Jadi Sorotan
Selain muatan berlebih, Agustina menyoroti kondisi kesehatan armada yang dinilai tidak optimal. Pada kontrak tahun sebelumnya, proses uji kelayakan armada tidak dilakukan secara menyeluruh, sehingga menjadi perhatian Pemkot tahun ini.
Baca Juga: CCTV Rekam Aksi Pria Pamer Alat Vital di Semarang, Diduga Berulang Kali Beraksi
"Saya panggil kepala dinas dan sekretarisnya (Dinas Perhubungan). Saya tidak mau tahu, karena ini sudah berkali-kali dan itu membahayakan," tuturnya.
Mulai tahun kontrak baru pada Januari mendatang, seluruh armada wajib menjalani uji kelayakan secara lengkap sebelum kembali dioperasikan. Pemerintah kota juga meminta proses uji dilakukan secara transparan.
"Bukan saya 'suudzon', bahwa busnya tidak datang tetapi suratnya keluar. Saya ingin melihat sendiri bagaimana bus itu diuji dengan sebenar-benarnya karena ini untuk keselamatan penumpang," tegasnya.