Sebagai langkah antisipatif, Pemkot Semarang menyiapkan operasi pasar yang direncanakan mulai digelar pada 21 atau 22 Desember 2025.
Program ini melibatkan lintas sektor, mulai dari Dinas Perdagangan, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian, Dinas Perikanan, Bulog, hingga dukungan Korpri, Dharma Wanita, PKK, dan mitra pangan lainnya.
“Yang penting harga bisa ditekan dan stok tetap aman. Pasar murah ini juga melibatkan pedagang besar dan pasar modern agar perputaran ekonomi tetap merata,” ujarnya.
Selain intervensi di tingkat kota, Pemkot Semarang juga memperkuat koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Baca Juga: Perempuan di Semarang Hilang Bersama Anaknya Usai Pamit Hajatan, Polisi Sedang Dalami
Mengingat sebagian besar pasokan pangan berasal dari luar daerah, sinergi antardaerah dinilai penting untuk menjaga kelancaran distribusi dan mempercepat respons jika terjadi gangguan pasokan.
Pemantauan dipastikan akan terus dilakukan hingga akhir tahun. Selain harga pangan, pengawasan juga mencakup distribusi BBM di SPBU serta kesiapan kota menghadapi lonjakan aktivitas masyarakat selama libur panjang Nataru.
Di sela kegiatan tersebut, Wali Kota mengingatkan para pedagang agar tidak memanfaatkan momentum akhir tahun dengan menaikkan harga secara berlebihan.
“Kalau mremo, justru risikonya besar. Pemerintah provinsi dan kota bergerak, operasi pasar jalan, intervensi ada. Jadi lebih baik berdagang secara wajar agar ekonomi tetap sehat,” pungkasnya.
