Pembawa Lentera di Lembah Kegelapan untuk Anak-Anak Tandang Semarang

photo author
- Selasa, 16 Desember 2025 | 14:34 WIB
Keyko Ayu, pemilik Rubbik School yang membina anak-anak kurang mampu dan kurang diperhatikan di wilayah Tandang Semarang. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)
Keyko Ayu, pemilik Rubbik School yang membina anak-anak kurang mampu dan kurang diperhatikan di wilayah Tandang Semarang. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

Pemberi balon itu tak sekali datang. Esoknya dia kembali dan mengajak Beningnya ke sebuah rumah di Jalan Delik Rejo, RT13 RW 11 Kelurahan Tandang, Kota Semarang.

Di sana Beningnya tidak sendiri, ada anak-anak lain. Mereka tampak riang gembira, saling bernyanyi dan terbata-bata menghapal huruf serta angka lalu bernyanyi lagi. Senang sekali Beningnya di situ, baru kali ini dia hidup tidak ada deru dan debu jalanan. Baru kali ini di hidup penuh keindahan dan suka cita. Sambil bernyanyi mengikuti teman-temannya yang lain, Beningnya menatap dalam wanita pembawa balon tadi.

Keyko Ayu hanya lulusan SMA namun dengan niat mulia percaya diri untuk mendirikan Rubbik School. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)
Keyko Ayu hanya lulusan SMA namun dengan niat mulia percaya diri untuk mendirikan Rubbik School. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

Wanita itu adalah Eko Srirahayu, anak-anak lebih suka memanggil "Mbak Keyko Ayu". Semua anak-anak yang riang gembira tadi mukimnya tak jauh-jauh dari rumah Beningnya. Rata-rata mereka memang tidak sekolah.

Kata Keyko saat ditemui belakangan ini, dulu Delik Rejo tak ubahnya wilayah hitam. Tidak hanya peminta-minta, tapi juga jadi sarang bandit. Bahkan tidak ketinggalan, Delik Rejo jadi tempat mengungsi pasangan yang tak sengaja memiliki anak. Maka tak heran, dulu sering ada anak tak memiliki akta kelahiran.

Dari segala hal yang gelap tadi, hati Keyko teriris-iris ketika melihat anak-anak. Mereka tak harus ikut jadi serpihan yang sudah kadung berantakan itu. Anak-anak tentunya masih punya harapan yang luas dan layak menapaki jalan yang terang benderang. Maka pada tahun 2008, di usia 25 tahun, Keyko mendirikan Rumah Belajar Bermain Inspiratif dan Kreatif, atau yang disingkat menjadi Rubbik School.

Rubbik School jangan dibayangkan laiknya sekolah dengan gedung luas dan di tengahnya ada bendera merah putih. Rubbik School beroperasi di sebuah rumah kecil. Dari luar rumah ini memang seperti TK-TK pada umumnya, penuh cat warna-warni dan sayup-sayup bakal terdengar suara anak-anak yang menyanyi dari dalam.

Begitu masuk, di ruang tamu ada berbagai plakat penghargaan dari berbagai instansi. Tak heran, sekolah ini tentu punya perjalanan panjang karena sudah berdiri 15 tahun. Lalu saat masuk lagi, ruang tengah penuh kertas-kertas dan buku-buku. Ada berbagai foto juga dan ornamen yang sepertinya sering untuk media belajar.

Ruang utama untuk belajar ada di bagian belakang. Ruangan ini seperti aula namun cukup kecil. Di sisi utara, dinding aula ini sudah retak. Terdapat lubang-lubang kecil yang apabila diintip bisa melihat rumah-rumah di belakangnya. Ada sebuah panggung mini di sisi selatan, mungkin sering jadi lokasi anak-anak pentas kecil-kecilan untuk mengasah kepercayaan diri mereka. Dan juga mungkin tempat bagi Keyko saat mengajar.

"Rumah ini khusus untuk sekolah. Saya tidak tinggal di sini," bebernya.

Meski mendirikan sebuah sekolah, catatan pendidikan Keyko tak mentereng. Dia hanya lulusan SMA. Namun Keyko punya jiwa pembelajar yang gigih khususnya untuk bahasa asing. Kendati tidak kuliah, Keyko mengambil kursus Bahasa Inggris. Dari menguasai bahasa asing dia mulai berkenalan dengan banyak rekan-rekan ekspatriat. Dari situlah pikirannya terbuka lebar.

Aktivitas mengajar Keyko Ayu di Rubbik School. Di Rubbik School anak-anak memperoleh edukasi dengan kreativitas. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)
Aktivitas mengajar Keyko Ayu di Rubbik School. Di Rubbik School anak-anak memperoleh edukasi dengan kreativitas. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

Dalam mengelola Keyko dibantu adiknya yang bernama Tanti. Sebagai orang yang mengambil tindakan revolusioner di kampung seperti itu tentu saja tidak mudah. Beberapa kali Keyko mendapat hardik dan penolakan oleh orangtua anak-anak itu.

"Soalnya kalau anaknya saya ajak sekolah, mereka tidak dapat income," ungkap Keyko.

Rubbik School memang bukan sekolah formal. Keyko mengajarkan ilmu pengetahuan dasar dengan penuh kreativitas. Berbagai pelajaran dikemas Keyko dengan penuh having fun sehingga anak-anak tidak bosan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Regi Yanuar Widhia Dinnata

Tags

Rekomendasi

Terkini

X