SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Beningnya (bukan nama sebenarnya) keluar rumah sambil menangis. Hatinya luluh lantak setelah dibentak oleh ibunya. Beberapa langkah sebelumnya, tangan Beningnya masih sibuk dengan berbagai perkakas mainan masak-masakan. Kepalanya juga ikut membayangkan jika dirinya seorang ibu rumah tangga yang sedang memasak di dapur, namun segalanya buyar karena ibunya memaksa ikut bekerja.
"Emoh!" timpal Beningnya dengan nada tinggi.
"Ayo melu ibu. Nanti nggak bisa beli susu," ucap ibunya sambil menyeret paksa kaosnya.
Meski tampak ogah-ogahan, Beningnya tak sanggup lagi mengelak. Kali terakhir dia menolak, pantatnya panas dengan bekas sabetan. Dia keluar rumah, lalu melenggang dengan terpaksa. Sementara ibunya di belakang membuntuti.
Setelah berjalan di bawah terik matahari, Beningnya sampai di tempat kerja ibunya. Dia berteduh di bawah sebuah pohon di atas trotoar. Ibunya yang terlambat sampai langsung memerintah.
"Sudah sana. Tak tunggu ibu di sini," katanya.
Beningnya berupaya tegar. Dia menanti lampu merah dan mobil serta motor terkumpul. Ketika area jalan traffic light sudah penuh kendaraan dia meluncur dengan membawa gelas plastik bekas.
Esok hari bagi Beningnya tak jauh beda. Memasuki pukul 09.00 WIB, dia bakal kembali mendengar suara ibunya. Suara itu kadang lembut, kadang agak tinggi jika Beningnya membandel. Lalu dia bakal kembali menyusuri aspal Kota Semarang yang cukup terik.
Di tengah rutinitasnya itu, ada hari-hari yang menyedihkan.
"Ibu kok aku nggak sekolah kayak itu?" Kata Beningnya sambil menunjuk anak-anak berseragam yang diantar orangtuanya saat sedang menunggu lampu merah.
"Besok kalau ada uang sekolah," jawab ibunya. Dan jawaban itu terus diulang ketika Beningnya kembali mengajukan pertanyaan sampai kemudian, dia juga bosan bertanya.
Usia Beningnya masih 5 tahun. Hidup yang dia jalani tentu saja tak pernah diinginkan oleh anak-anak manapun di dunia ini. Akrab dengan aspal yang terik dan kehidupan yang muram sudah seperti neraka bagi Beningnya. Sampai suatu hari seorang wanita datang ke rumah dengan membawa balon.
"Halo, kamu sedang apa? Wah seru sekali masak-masakannya. Nih, balon buat kamu," katanya.
"Asyikk," jawab Beningnya.