KENDAL, AYOSEMARANG.COM -- Bulan Mei dan Juni merupakan masa paceklik bagi nelayan di Bandengan Kendal. Rata-rata hasil tangkapan sedikit, ikan yang didapat juga minim hanya mendapatkan kepiting, udang dan cumi. Itupun dalam jumlah yang juga sedikit, namun demikian nelayan tertolong dengan harga yang tinggi.
Para nelayan yang melaut pagi hari, biasanya pulang sore hari. Sedangkan nelayan yang berangkat malam hari, biasanya pulang pag hari.
Seorang nelayan Bandengan, Nurhuda mengatakan, pada bulan Mei dan Juni ini, rata-rata hasil tangkapan di laut masih sedikit. Para nelayan jarang yang mendapatkan ikan, namun hasil tangkapan berupa kepiting, udang, cumi atau unus dengan jumlah sedikit.
Baca Juga: Siapkan Strategi Pemenangan, Bacaleg PPP Tidak Boleh Mundur
"Kalau sekarang sedang sepi, tidak banyak hasil tangkapan yang didapat," katanya, Minggu 4 Juni 2023.
Ditambahkan, meski hasil tangkapan sedikit, namun para nelayan tertolong dengan harga yang cukup tinggi. Saat ini harga cumi atau unus sekitar Rp 40.000 per kilogram, padahal pada masa stok melimpah hanya Rp 25.000 per kilogram. Demikian pula harga rajungan dan udang juga sedang mahal.
Harga udang besar sekali Rp 50.000 – Rp 60.000 dan udang kecil hanya Rp 20.000 - Rp 25.000 per kilogram. "Kalau harga udang, kepiting, rajungan dan cuma lumayan tinggi, karena barangnya langka," ujarnya.
Seperti halnya Samsul, hasil tangkapan dari laut berupa rajungan dan sedikit udang. Katanya, saat ini harga rajungan mencapai Rp 60.000 per kilogram. Sedangkan harga udang ukuran besar mencapai Rp 80.000 dan udang kecil hanya Rp 25.000 per kilogram.
Baca Juga: Berantas Investasi Bodong, Masyarakat Harus Berani Tolak Tawaran Menggiurkan yang Tak Masuk Akal
"Harga bervariasi tergantung besar kecilnya, tapi lumayan tinggi," katanya.
Nelayan lain, Sujadi mengaku, kondisi saat ini rata-rata hanya mendapatkan 10 kilogram rajungan dan sedikit udang. Katanya, saat ini harga rajungan Rp 45.000 dan harga udang Rp 75.000 per kilogram.
"Rata-rata dapat tujuh atau delapan kilo, mentoknya dapat sepuluh kilo," ujarnya.
Para nelayan yang tidak melaut memanfaatkan waktunya untuk memperbaiki jaring. Sebagian nelayan juga ada yang memperbaiki atau mengecat perahu.
