Nurashit lalu membeberkan, kendati Jogja terjadi Serangan 1 Maret 1949, namun hal itu tidak terlalu parah karena pasukan Belanda tertahan lama dari 1947 sampai 1948.
"Aksi-aksi Bomber Jiwa diakhiri melalui Konferensi Meja Bundar November 1949, karena dari pertemuan itu Belanda mengakui kedaulatan Indonesia," imbuhnya.
Usai tahun-tahun yang penuh dengan ledakan dan perang itu, Bomber Jiwa lenyap tanpa bekas. Meski demikian kiprah mereka diakui oleh para pejuang.
"Saat saya bergabung dengan TNI di tahun 1950, saya tidak pernah bertemu dengan mereka. Namun aksi mereka masih terekam di ingatan saya," pungkas Nursahit.***