KENDAL, AYOSEMARANG.COM -- Curah hujan yang tinggi berdampak pada produksi cobek berbahan baku tanah liat. Perajin cobek gerabah di Kelurahan Langenharjo Kendal tidak bisa memproduksi dalam jumlah banyak, karena terkendala cuaca.
Seperti diakui Sumini , pengrajin cobek di Kelurahan Langenharjo, Kabupaten Kendal yang mengaku produksinya turun hamper 50 persen.
Pada kondisi normal, Sumini mampu memproduksi 200 cobek gerabah selama musim kemarau. Namun, pada akhir Januari hingga awal Februari ini, produksinya menurun drastis menjadi hanya 60 cobek saja.
Baca Juga: Muara Tawang Kendal Penuh Lumpur Setinggi Lutut, Banyak Nelayan Tak Bisa Melaut
Penurunan produksi ini disebabkan oleh cuaca panas yang tidak menentu, meski banyak pesanan, Sumini kesulitan memenuhi permintaan, terutama dari luar Kendal.
"Padahal musim sekarang ini banyak pesanan, tapi saya tidak mampu memenuhi permintaan bakul, terutama dari luar Kendal," ungkapnya Rabu 7 februari 2024.
Sumini juga menyatakan kesulitan saat melakukan penjemuran gerabah, yang merupakan bagian penting dari proses produksi. Cuaca yang tidak bersahabat membuatnya kesulitan menjemur dan bahkan pembakaran gerabah pun terhalang.
Kondisi cuaca yang tidak menentu tidak hanya memengaruhi produksi Sumini tetapi juga mengancam mata pencahariannya.
Baca Juga: Wariskan Seni Buat Keris, Romo Rito Murdomo Pelihara Warisan Jawa
Seiring berjalannya waktu, dia,berharap ada solusi yang dapat membantu pengrajin gerabah seperti Sumini untuk tetap bertahan di tengah kondisi ekonomi yang tidak mudah.
“Kalau untuk membeli oven atau alat yang bisa untuk mengeringkan gerabah tidak mampu karena kami masih usaha kecil,” pungkasnya.