semarang-raya

Kisah Misterius Slompret Kematian di Semarang, Jadi Pertanda Ada Berita Duka di Kampung

Rabu, 20 Maret 2024 | 12:45 WIB
slompret kematian yang dipegang oleh salah seorang warga Kampung Kentangan Semarang. Slompret ini untuk mengabarkan jika ada orang yang meninggal. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

"Yang lama tidak tahu. Mungkin dijual atau dimana. Tapi warga masih mempertahankan tradisi itu," tambahnya.

Daffa lalu mengenalkan pada Tiktik (54). Di Kampung Kentangan, Tiktik bertugas sebagai peniup slompret.

Saat slompret dipegang Tiktik, bentuknya memang sudah tidak seperti dulu lagi. Kini lebih kecil. Seperti terompet pedagang keliling namun bedanya ini ditiup.

Tiktik berkata dia sudah jadi peniup slompret tetap sejak puluhan tahun yang lalu. Bahkan saat dia masih bujang.

Baca Juga: Banjir Demak, Kudus, Sampai Jepara Berkaitan Munculnya Selat Muria? Ini Kata Sejarawan Undip

"Saya asli sini. Saya lebih punya banyak waktu di rumah. Jadi mungkin warga mempercayakan pada saya. Biar kalau ada yang meninggal bisa langsung meniup," ungkap Titik yang saat ditemui sedang mancing di Kali Semarang.

Dalam meniup slompret, Tiktik melakukannya hanya dengan menaiki sepeda. Seperti yang sudah-sudah, warga sekitar paham jika suara gema terompet itu adalah kabar duka.

Sebagai peniup slompret, Tiktik mengklaim bahwa dirinya adalah yang paling ahli. Menurutnya hanya dia seorang yang punya napas panjang untuk meniup slompret itu.

"Pernah dicoba yang lain nggak sepanjang saya," ucap Tiktik dengan bangga meski kematian begitu akrab baginya.

Baca Juga: Tak Terima Ditegur karena Salah Parkir, Pemilik Cafe di Gunungpati Semarang Dibikin Babak Belur

Kalau di Kampung Kentangan, penggunaan slompret masih dilakukan karena penyiaran speaker dari masjid sering tidak terdengar sampai jauh.  Terlebih lagi apabila menggunakan TOA yang juga disiarkan dengan keliling kampung.

"Apalagi kalau baterainya mau habis. Wah, nggak terdengar sama sekali," kata Titktik.

Slompret yang digunakan Tiktik sekarang ini memang lebih kecil. Beda seperti yang lawas yang kata Tiktik lebih berukuran besar dan suaranya menggema. Sayangnya, perbedaan slompret yang besar dan yang kecil sekarang ini tidak bisa dibandingkan langsung.

"Jangan ditiup. Nanti orang kampung kira ada yang meninggal," pungkasnya sambil terkekeh.

Halaman:

Tags

Terkini