Di sisi lain, usaha apapun bisa berlangsung bergantung pada kesuksesan produk baru dan hal ini telah menjadi kenyataan penting untuk kinerja bisnis yang sehat, karena persaingan produk saat ini dan inovasi yang disajikan dipasaran sangat cepat.
Sebagai produk pangan inovasi, Prof. Nina demikian sering disapa juga menuturkan, kelor mempunyai kekayaan yang luar biasa sebagai fortifikan bidang pangan.
"Makanan berupa keripik dikemas dengan 150 gram dengan harapan sumber makanan dari tempe yang merupakan super food dapat menjadi salah satu sumber pangan/camilan yang diandalkan untuk penopan konsumen sehat," ujarnya.
Camilan dalam jumlah kecil perlu dikonsumsi di waktu senggang guna memperkuat fungsi pertahanan tubuh.
"Hal ini perlu terus dikembangkan, dipromosikan dan didorong untuk diproduksi dan dikenalkan untuk dikonsumsi dalam jumlah cukup maksimal 150 gram per hari karena sebenarnya itulah salah satu sumber sehat dan kesehatan yang dapat berefek berkepanjangan," tandas Prof Nina.
Baca Juga: Alasan PSIS Tidak Bawa Skuad Lama saat Turnamen RCTI, Ada yang Nego Kontrak dan 6 Asing Bakal Trial
Sementara , Prof. Dr. Sucihatiningsih senada dengan dalam uraianya menyatakan bahwa dalam era industri 4.0 dan trend gaya hidup sehat, olahan tempe memiliki potensi besar untuk dikembangkan dan dipasarkan secara luas baik di dalam maupun luar negeri.
"Oleh karena itu, upaya untuk terus melakukan inovasi dan pengembangan produk menjadi sangat penting, utamanya produk-produk dengan bahan baku lokal," ungkapnya.
Melalui Forum Group Discusion ini, dia harap dapat menghasilkan masukan-masukan guna menyempurnakan pengembangan produksi dan pemasaran yang akan dilakukan oleh LPPM UNNES Semarang.
”Keripik tempe dengan fortifikasi tepung daun kelor untuk mendukung siaga camilan sehat dan juga dengan berbagai inovasi olahan sehingga tempe dapat menjadi produk makanan yang sehat, murah, bergensi, berkualitas serta digemari oleh semua kalangan mulai balita sampai dengan manula serta mampu bersaing dengan produk makanan impor," pungkasnya.
Sementara dari UKM Podo Senang Alfiyah, dengan UKMnya yang dikelola oleh masyarakat sekitar dari Karang Bolo Ungaran telah mengembangkan wilayah Karang Bolo sebagai wilayah UKM keripik Usaha rumah tangga.
"Usaha ini telah menjadi tren yang positif di mana jumlahnya yang terus bertambah setiap tahunnya, menunjukkan bahwa UMKM yang ada di Indonesia sangat potensial untuk dikembangkan hingga dapat berkontribusi lebih besar lagi bagi perekonomian," katanya.