SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Memasuki bulan Oktober, BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang meminta masyarakat waspada dengan fenomena cuaca yang akan terjadi.
Berdasarkan data yang didapat, di bulan Oktober ini, Kota Semarang bakal mencapai suhu tertinggi dan ada cuaca ekstrem.
Kepala Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Yoga Sambodo dalam keterangannya mengatakan fenomena yang diprediksi terjadi yaitu karena adanya gerak semu matahari dan juga perubahan cuaca.
"Seiring dengan akan pergantian bulan menuju bulan Oktober 2024, Provinsi Jawa Tengah bersiap menghadapi berbagai fenomena astronomi dan meteorologi yang dapat mempengaruhi kondisi cuaca dan lingkungan. Dalam upaya meningkatkan kesadaran dan kesiagaan masyarakat, kami mengajak semua pihak untuk berperan aktif dalam memahami potensi dampak dari fenomena ini," kata Yoga dalam keterangan yang diterima, Rabu 2 Oktober 2024.
Baca Juga: Teknologi AI Bantu Pemerintah Jawa Tengah Meminimalisir TB
Lebih detail Yoga memaparkan beberapa fenomena yang yang akan terjadi bulan Oktober di Jawa Tengah yaitu:
1. Kulminasi Utama yang diprediksi terjadi antara tanggal 9 Oktober hingga 13 Oktober 2024. Fenomena ini terjadi ketika matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit, dimana deklinasi matahari sama dengan lintang pengamat, dan ketika posisi matahari tepat di titik zenit atau di atas kepala pengamat.
"Maka bayangan pengamat akan 'menghilang' sehingga Hari Kulminasi Utama dikenal juga sebagai Hari Tanpa Bayangan. Untuk wilayah Jawa Tengah Hari Tanpa Bayangan terjadi antara Tanggal 9-13 Oktober 2024," jelas Yoga.
2. Suhu Udara Maksimum. Yoga menjelaskan berdasarkan data klimatologis selamat 30 tahun yaitu rentang tahun 1991-2020 Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang mencatat bulan Oktober sebagai bulan dengan suhu rata-rata maksimum.
Baca Juga: Kunci Jawaban IPS Kelas 8 Halaman 68 Kurikulum Merdeka, Lembar Aktivitas 1: Cuaca dan Iklim
"Suhu tertinggi tercatat 39.5 derajat celcius pada Oktober 2015.Tahun 2023 tercatat 38.1 derajat celcius, artinya adanya potensi wilayah Jawa Tengah terutama bagian Pantura mencapai suhu rata-rata maksimum pada siang hari, tentunya jika cuaca cerah tidak ada tutupan awan," jelasnya.
3. Masa Transisi Musim (Pancaroba). Yoga menjelaskan dengan posisi semu matahari yang mulai bergeser dari Belahan Bumi Utara (BBU) ke Belahan Bumi Selatan (BBS) mengakibatkan wilayah- wilayah di selatan katulistiwa seperti Jawa Tengah akan memasuki masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan, terutama awal hingga pertengahan Oktober.
"Pada masa transisi musim tersebut kondisi atmosfer cenderung labil sehingga berpotensi membentuk awan Cumulonimbus (Cb) yang dapat memicu terjadinya cuaca ekstrem, seperti kilat atau petir, angin kencang, puting beliung, hujan lebat, hujan es (hail), dan lain sebagainya," ujarnya
4. Awal musim hujan tahun 2024/2025 di wilayah Jawa Tengah umumnya diprakirakan terjadi pada bulan Oktober 2024. Yoga menjelaskan awak musim hujan tahun 2024 paling awal terjadi pada bulan September Dasarian III atau akhir September 2024 yang meliputi Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara dan Wonosobo bagian Utara, Sebagian Kabupaten Cilacap, Tegal, Pemalang, dan Pekalongan bagian Selatan, sebagian kecil Kabupaten Banyumas bagian Utara, Brebes dan Temanggung.