Adapun untuk pesawat yang digunakan adalah Helikopter MI 17. Helikopter ini mampu menampung 4 ton bantuan.
"Tapi dalam setiap hari itu antara 700 kg sampai 1 ton, diangkut," pungkasnya.
Di sisi lain Kapten CPN Dicky Yudha Satria sebagai Komandan Helikopter MI-17 mengatakan tantangan yang dihadapi selama misi penyelamatan adalah cuaca dan jarak yang jauh.
Di sana juga terjadi badai Kristine dengan kecepatan angin 30 sampai 45 km/jam, sehingga jadi tantangan bagi krunya selama melaksanakan tugas.
"Bayangkan melintasi samudra, melintasi pulau di Indonesia saja berhentinya untuk revial itu sampai 5 kali di Filipina itu tiga kali perjalanan sangat jauh tapi alhamdulillah dapat berjalan dengan baik dan lancar," paparnya.
Kemudian untuk kondisi masyarakat di lokasi, sebelum bantuan datang kekurangan logistik air dan makanan.
Pihaknya bersama kontingen dari beberapa negara lain Brunei Darussalam, Malaysia dan Singapura saat tiba langsung melaksanakan misi untuk dukungan logistik ke daerah naga, di mana daerah tersebut akan mengeksplor ke daerah lain seperti Gasbi, Bikol dan Kalagoas.
"Logistik yang dibantu berupa makanan pokok dan air bersih, air mineral. Untuk total bantuan yang kami angkut mencapai 6.708 kg," bebernya.
Selama melakukan misi, Dicky menuturkan jika anggotanya sehat karena sudah disiplin melakukan latihan.
"Alhamdulillah untuk anggota kami sehat semua dan kami juga di sini sering berlatih untuk kegiatan-kegiatan seperti darurat di bencana sehingga kami sudah mempersiapkan diri dalam hal tersebut," pungkasnya.