semarang-raya

Jejak Orang Tionghoa dalam Fotografi Semarang

Selasa, 28 Januari 2025 | 17:14 WIB
Koo Tik Yoe atau Yuwono Purwoko saat menunjukan foto potrait masa mudanya. Yuwono menjelaskan banyak mengenai jejak orang Tionghoa dalam dunia fotografi di Semarang. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - "Hush, nggak boleh niru-niru gitu," tegur Koo Lian Bik kepada anaknya Koo Tik Yoe saat melayani pelanggan servis kamera di rumahnya Kampung Jaksa Sayangan Semarang sekitar tahun 40-an.

Teguran itu dilayangkan Koo Lian Bik kepada Tik Yoe saat ada orang Tionghoa yang mau minta tolong untuk memperbaiki kamera.

Rata-rata orang Tionghoa itu belum terlalu lancar berbahasa Indonesia. Praktis omongan mereka campur-campur, antara bahasa Mandarin dan Indonesia.

Tik Yoe yang masih belia dan belajar bicara tertarik dengan aksen tersebut. Ketika orang-orang Tionghoa itu sedang mengeluhkan kamera mereka kepada bapaknya, Tik Yoe suka menirukan.

Di luar momen itu, Tik Yoe sering memperhatikan kerja-kerja Koo Lian Bik. Waktu itu, Koo Lian Bik adalah tukang ahli reparasi kamera di Semarang. Di tahun 40-an, keahlian Koo Lian Bik dianggap istimewa, sebab siapa sih yang paham kamera dan berbagai perkakasnya di tahun itu.

Tidak hanya reparasi. Koo Lian Bik juga menciptakan perkakas kamera dengan harga miring seperti tripod, lampu pijar, cup lampu, vergroot atau enlarger hitam putih.

Kelak, Koo Lian Bik menelurkan Tukang Servis Kamera Legendaris di Semarang, berjuluk Dukun Kamera a.k.a Djoni Santoso.

Orang-orang Tionghoa tadi adalah pelanggan tetapnya. Sebab memang, di tahun-tahun itu, hanya orang Tionghoa yang punya kamera.

Fotografer Jurnalis Senior Semarang Chandra Adi Nugroho pernah bilang di era kolonial sampai 40-an, fotografi hanya dimiliki oleh mereka yang berduit atau para pengusaha.

"Para pengusaha itu kebetulan juga terdiri dari orang Tionghoa. Itulah mengapa banyak orang Tionghoa yang membuka studio foto atau bahkan menekuni fotografi," papar wartawan Kedaulatan Rakyat tersebut dalam suatu diskusi foto di Kota Lama Semarang pada 2022.

Apa yang dikatakan oleh Chandra tadi dibenarkan oleh Koo Tik Yoe, puluhan tahun kemudian saat ditemui di kediamannya Rabu 22 Januari 2025.

Tik Yoe, atau yang saat ini akrab disapa Yuwono Purwoko oleh kalangan fotografi jadi saksi bagaimana jejak orang Tionghoa dalam fotografi di Semarang.

Kata Yuwono yang saat ini berusia 77 tahun, orang-orang Tionghoa tadi datang ke Semarang dengan banyak alasan, yang salah satunya adalah adanya peluang bisnis yang terbuka lebar dan tentu saja dengan fotografi.

"Tapi yang harus digarisbawahi, mereka dulu sebetulnya tidak punya basic. Awalnya malah tukang kayu atau pengusaha kayu. Dan yang usaha fotografi itu rata-rata dari suku Kong Hu yang juga terkenal sebagai pengusaha kayu," jelasnya.

Halaman:

Tags

Terkini