Jejak Orang Tionghoa dalam Fotografi Semarang

photo author
- Selasa, 28 Januari 2025 | 17:14 WIB
Koo Tik Yoe atau Yuwono Purwoko saat menunjukan foto potrait masa mudanya. Yuwono menjelaskan banyak mengenai jejak orang Tionghoa dalam dunia fotografi di Semarang. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)
Koo Tik Yoe atau Yuwono Purwoko saat menunjukan foto potrait masa mudanya. Yuwono menjelaskan banyak mengenai jejak orang Tionghoa dalam dunia fotografi di Semarang. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

Studio foto adalah awal mula orang-orang Tionghoa merajai fotografi di Semarang. Tidak seperti sekarang, orang kalau mau foto harus ke studio foto karena proses membuat foto cukup panjang dari memotret menggunakan kamera yang besar, lalu mentusir, kemudian mencetak.

Dari segi kamera saja selain harganya cukup mahal juga masih yang tipe analog dan menggunakan rol film. Kalau sekarang orang bisa kapan saja foto, dulu orang-orang foto setahun sekali.

Untuk membuat foto yang bagus juga perlu pencahayaan yang menopang kinerja kamera. Oleh karena itulah, dulu fotografi berkutat di studio foto dan cukup berharga mahal.

Studio foto orang-orang Tionghoa tadi banyak yang membukanya di Jalan Mataram atau MT Haryono dan juga di Jalan Petudungan yang menghubungkan ke Kawasan Pecinan. Tidak hanya itu, di Jurnatan, Depok dan Jalan Pemuda juga ada. Satu yang patut dicermati, semua itu milik orang Tionghoa.

Yuwono Purwoko menyebutkan studio-studio foto apa saja yang pernah eksis diantaranya Mifon, Oeilan, Java Studio, dan King Son.

Lalu Chung Hwa Photo Supply dan yang mengekor bersama mereka serta konon masih buka sampai sekarang adalah Sinar Cipta.

Khusus Chung Hwa adalah yang paling fenomenal. Pengamat Masyarakat Tionghoa Semarang, Tubagus Svarajati dalam esainya pernah menerangkan Chung Hwa Photo Supply adalah toko fotografi kondang, sekaligus importir besar di zamannya.

Semasa aktif di tahun 70-an, sosok yang terkenal dari tempat ini bernama Lukito. Tapi Lukito adalah generasi kedua karena yang merintis adalah ayahnya.

Ketika Lukito menua dan sudah tak berdaya, studio foto ini sudah tak terurus. Bekas bangunannya yang berada di Jalan Ki Mangunsarkoro, Karangsaru Semarang dirobohkan pada 2012.

Tan Tat Hin, salah seorang fotografer Tionghoa di Semarang yang punya kiprah cemerlang. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)
Tan Tat Hin, salah seorang fotografer Tionghoa di Semarang yang punya kiprah cemerlang. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

Kiprah Tan Tat Hin

Selain studio foto, Yuwono Purwoko mengenalkan tokoh fotografi dari kalangan Tionghoa yakni Tan Tat Hin.

Peneliti Ein Institute Team, Yvonne Sibue, pernah membuat pameran foto dan perkakas kamera milik Tan Tat Hin di Gedung Oudetrap Kota Lama Semarang pada tahun 2023.

Kisah hidup Tan Tat Hin pernah terangkum dalam Star Magazine pada 15 April 1941.
Dari keterangan di majalah itu, Tan adalah sosok yang gigih dan sukses di usia yang sangat muda bahkan masih di bangku sekolah.

Oleh kawan-kawannya di sekolah Hoa Ing Tiong Hak, Tan pernah dijuluki sebagai "Our Little Cameramen" karena kepiawaiannya dalam memotret.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Regi Yanuar Widhia Dinnata

Tags

Rekomendasi

Terkini

X