AYOSEMARANG.COM -- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) menegaskan tidak akan menerapkan kebijakan mengirim anak nakal ke barak militer seperti yang dilakukan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Kebijakan itu disampaikan langsung oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin. Ia menyebut bahwa Jateng memiliki pendekatan tersendiri dalam menegakkan disiplin di kalangan pelajar.
"Kami kan ada aturannya, kita bukan negara yang siap perang kok. Kami sudah tahu kedisplinan itu wajib," ujar Taj Yasin dikutip, Jumat 16 Mei 2025.
Ia menambahkan, pengiriman anak nakal ke barak militer bukan satu-satunya jalan mendidik generasi muda. Menurutnya, setiap daerah memiliki karakteristik dan kebijakan yang berbeda dalam menyikapi kenakalan remaja.
Baca Juga: Wali Kota akan Masukan Eks Timses ke PDAM Semarang, Dewan Pengawas Ancam Bawa ke Ranah Hukum
"Sama-sama menjalankan tugas yang tujuannya adalah kesejahteraan masyarakat," sambungnya.
Namun, pernyataan Taj Yasin menuai beragam reaksi dari warganet, terutama di kolom komentar akun Instagram beritasemaranghariini.
Banyak yang melontarkan kritik dan mempertanyakan solusi konkret Pemprov Jateng dalam menangani kenakalan pelajar.
"Terus nek ndak mau tiru tiru Jabar solusine opo nek nggo kreak? Di jarke?" ujar akun gur***.
"Minimal kalo engga ikut itu ada gebrakan atau inovasi menyelesaikan masalah... Bukan diem," sahut akun ang***.
Baca Juga: Dua Remaja Bawa Celurit 1 Meter untuk Tawuran Ditangkap di Jalan Srinindito Semarang
"Ujung2e opo gaes?? Dikasih siraman Rohani..pendekatan lewat agama..wkwk," kata akun b31***.
"Semarang ws kokean kreak2 ,yen rak diatasi ng barak ,trs solusine opo .ojo omong thok tp rak duwe solusi kanggo gawe Semarang aman," timpal akun gun***.
"Gak sadar po pie to nk Semarang iku kreak.e okeh gek sek cah bayi2 wes wani tawur go sajam. . ." tutur akun dyo***.