GAJAHMUNGKUR, AYOSEMARANG.COM -- Bendungan Urban Donwhill Semarang yang digelar di Kintelan, Kecamatan Gajahmungkur selama 2 hari yakni 13 sampai 14 Agustus 2022 sudah berakhir.
Acara Bendungan Urban Downhill Semarang itu menarik animo yang baik dari masyarakat Kota Semarang.
Hal itu dilihat dari banyaknya masyarakat yang menonton Bendungan Urban Downhill Semarang selama babak penyisihan sampai perebutan juara.
Selama berlangsung, semua pesepeda saling bersaing untuk merebut tempat terbaik.
Baca Juga: Pasar Apung Banjir Kanal Barat Semarang Digelar Setiap Minggu, Belanja Pakai Perahu
Alhasil meskipun trek Bendungan Urban Downhill Semarang yang cukup menantang karena melewati perkampungan yang sempit dan curam, para pesepeda tetap beradu cepat.
Di kampung Kintelan, Kelurahan Bendungan itu, para pesepeda melewati berbagai jenis trek, seperti kandang kambing, rumah kosong, turunan tangga, bahkan teras halaman rumah warga yang kemudian melewati lorong-lorong kampung yang cukup sempit.
Ada satu trek yang terbilang cukup sulit dilintasi oleh para pesepda, yakni sebelum memasuki rumah kosong. Di trek itu, para pesepeda sering berjatuhan karena saking sulitnya.
Namun penilaian lain disampaikan oleh warga sekitar, Kaswati (60). Kata Kaswati, rumah kosong yang digunkan oleh downhill itu sudah lama ditinggalkan dan angker.
Baca Juga: Viral TikTok Kondisi Terkini Rina Wulandari, Korban Penembakan Kopda Muslimin
"Mungkin ada 15 tahun. Itu rumah soalnya sengketa. Mau dibeli orang nggak bisa-bisa. Akhirnya ya terbengkalai. Tapi sebetulnya dirawat warga, jadinya buat jalan sehari-hari," ucapnya.
Kaswati lalu menyarankan apabila hendak melewati rumah itu membaca Basmalah atau mengucapkan permisi.
Kondisi rumah itu sedniri memang sudah sangat tidak layak. Di atas rumah bahkan dipenuhi berbagai alang-alang dan daun-daun liar.
Dikarenakan sudah tidak terpakai, rumah itu ruang tengahnya dilubangi sehingga apabila dilintasi seperti lewat di tengah terowongan.