semarang-raya

Mengenal Makna Tradisi King Hoo Ping, Upacara Persembahan kepada Arwah yang Masih Terlantar

Jumat, 26 Agustus 2022 | 16:07 WIB
Makanan persembahan untuk para arwah dalam Tradidi King Hoo Ping di Kelenteng Tay Kak Sie.

SEMARANGTENGAH, AYOSEMARANG.COM - Tradisi King Hoo Ping atau sembayang arwah yang digelar di Kelenteng Tay Kak Sie ternyata memiliki makna yang cukup luas.

Di Kelenteng Tay Kak Sie, tradisi King Hoo Ping digelar setiap bulan ke-7 pasca perayaan Imlek.

Makna luas Tradisi King Hoo Ping di Kelenteng Tay Kak Sie tadi dijelaskan oleh Ketua Acara Novi Sovian.

Baca Juga: Terkuak! Diduga Ini Alasan KUAT Kapolri Belum Mau Beberkan MOTIF Ferdy Sambo Bunuh Brigadir J 

Kata Novi upacara ini diperuntukkan untuk mengenang dan salah satu bentuk penghormatan kepada arwah, baik keluarga sendiri ataupun umum. Adapun alasan kenapa dilakukannya upacara ini adalah untuk umat konghucu agar tidak lupa akan sejarah dan asal usulnya.

"Jadi dalam pengetahuan kami, arwah yang meninggal dari dunia itu ada yang masih tersesat dan belum ke alam yang lebih baik. Maka dengan kami mendoakan dan memberi bantuan ini harapannya bisa kembali ke alam yang baik," ungkapnya, Jumat 26 Juli 2022.

Ada berbagai sajian makanan yang disiapkan dalam prosesi King Hoo Ping di sebuah meja yang panjang. Misalnya seperti kue moho, masakan vegetarian, lalu ada perkakas dapur di bawahnya.

Kemudian ada juga 3 jenis daging ini menjadi sesajian utama yaitu daging ayam, ikan bandeng dan daging babi.

"Semua sajian sebagai sajian kepada para arwah yang terlentar. Tapi sebelumnya kami mengadakan ritual terlebih dahulu yang sudah dilaksanakan sejak pada pukul 06.00 WIB dan 10.00 WIB," paparnya.

Baca Juga: Gelar Tradisi King Hoo Ping, Kelenteng Tay Kak Sie Berikan Persembahan untuk Arwah dan Masyarakat

Biasanya, sebelum pandemi, umat Tay Kak Sie juga mengadakan ritual makan-makan bersama. Namun sejak pandemi tidak dilakukan dan dibagikan ke masyarakat yang membutuhkan.

Usai melakukan ritual tadi, proses selanjutnya adalah melakukan pembakaran kertas kuning yang berisi nama-nama arwah.

"Pembakaran itu dilakukan di sebuah koper saja. Biasanya memang kayak di kapal-kapalan. Itu untuk soimbolis yang mengantarkan persembahan kami kepada para arwah," sambungnya.

Sementara Karbono Pembimas Buddha dari Kanwil Kemenag Jateng juga menjelaskan dalam kepercayaan agama Budha, tidak semua arwah yang meninggalkan dunia menuju alam yang lebih baik.

Halaman:

Tags

Terkini