Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Semarang Budi Prakoso, mendukung penuh terhadap inisiatif ini. Dia memaparkan, saat ini sudah dilakukan berbagai bentuk penanggulangan banjir di Semarang, seperti pembangunan tanggul, polder, pompa, dan bendungan.
“Namun itu belum cukup, kami masih membutuhkan kerja sama dengan berbagai pihak untuk mempercepat dan memperluas dampak di Kota Semarang,”ucapnya.
Menyadari urgensi permasalahan bencana hidrometeorologi di Kota Semarang, para changemakers berupaya menyusun solusi inovatif melalui Catalyst Changemakers Lab (CCL).
Berkat kolaborasi dengan para pemangku kepentingan multisektor, para changemakers akhirnya bisa menghadirkan solusi berbasis ekosistem di lapangan yang menggabungkan optimalisasi teknologi dan pemberdayaan masyarakat di Meteseh yang berpenghuni 24.195 jiwa.
Anisa Azizah, perwakilan changemakers CCE Semarang, menjelaskan dua solusi utama yang diterapkan di Kelurahan Meteseh, adalah teknologi zero run-off terintegrasi dan edukasi.
“Teknologi sero run-off ini baru di Meteseh merupakan pilot project di Jawa Tengah. Sebelumnya teknologi berhasil diterapkan di Rancaekek, Jawa Barat,”terang Anisa.
Anisa memaparkan solusi pertama adalah instalasi teknologi terintegrasi antara PoreBlock dan sumur resapan. Dia mengklaim, PoreBlock buatannya memiliki laju infiltrasi 100 kali lebih cepat dibandingkan paving block konvensional.
Solusi ini mampu mengurangi kerugian akibat banjir terhadap lebih dari 100 warga yang paling terdampak banjir.
Baca Juga: Genangan Air Tiap Hujan Lebat di Dekat Unnes Punya Kenangan Buruk bagi Warganet
“Solusi yang dibangun di 18 titik dengan total luas permukaan 1.500 meter persegi ini akan mengurangi limpasan air sebanyak 39.000 liter/tahun dan menjadikan air tersebut sebagai cadangan air tanah,” lanjut Anisa.
Solusi kedua berupa edukasi langkah pencegahan bencana hidrometeorologi kepada 150 keluarga. “Kami berharap mereka bisa menularkan pengetahuan ini kepada masyarakat lebih luas,”imbuhnya.
Sub Koordinator Operasi dan Pemeliharaan Drainase Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang Mochamad Hisam Ashari, menyatakan, solusi dalam penanganan banjir di Meteseh ini sejalan dengan agenda Pemkot Semarang untuk mengembalikan fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Kepala Laboratorium Geografi dan Sekretaris Pusat Studi Bencana Universitas Negeri Semarang, Dr Ir Ananto Aji, MS menyambut baik solusi instalasi dan edukasi atas penanganan bencana banjir di Meteseh.***