(SEMARANGAN) Perayaan Imlek di Kota Semarang Part 1: Tradisi Mudik Juga Dilakukan Warga Tionghoa saat Imlek

photo author
- Selasa, 1 Februari 2022 | 15:44 WIB
Warga Tionghoa membersihkan patung di Kelenteng Tay Kak Sie. Setiap imlek, warga Tionghoa juga melakukan mudik imlek. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)
Warga Tionghoa membersihkan patung di Kelenteng Tay Kak Sie. Setiap imlek, warga Tionghoa juga melakukan mudik imlek. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

Makanan tersebut, kata Jongkie, diciptakan dan hanya disajikan di Indonesia.

“Lontong Cap Go Meh itu penutup (perayaan Imlek). Seperti Bada Kupat pada rangkaian tradisi Lebaran,"tutur lelaki paruh baya tersebut.

Meski demikian, Jongkie merasakan banyak perbedaan dalam perayaan Imlek di Kota Semarang.

Baca Juga: Penyebab Sekaligus Cara Mengatasi Mulut Terasa Pahit

Kata Jongkie, sebelum Presiden Soeharto berkuasa, peraayaan Imlek cukup meriah terutama di Jalan Pemuda yang selalu ramai.

Saat Orde Baru, tutur Jongkie, umat Tionghoa dibungkam. Mereka memang tetap diperkenankan menggelar kegiatan agama, tapi nggak boleh terlampau ramai.

"Nah, setelah Gus Dur memunculkan kami kembali, segala hal tentang masyarakat Tionghoa itu kembali pulih,” ujarnya.

Kini perayaan Imlek memang dibatasi, namun bukan berarti karena kebijakan penguasa atau diskriminisasi.

Lebih dari itu karena kepentingan bersama untuk mencegah Covid-19.

Baca Juga: Hari Raya Imlek 2022, Kelenteng Sam Poo Kong Semarang Santuni Anak Yatim

"Kalau ini saya memaklumi. Namun saya harap, meski beda, orang-orang Tionghoa jangan sampai menghilangkan perayaan Imlek," pesannya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Vedyana Ardyansah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X