Sejumlah Hal Terkait Pers dan Digitalisasi Jadi Pembahasan di Sarasehan PWI Jateng

photo author
- Rabu, 9 Februari 2022 | 18:20 WIB
Kegiatan sarasehan PWI Jateng dalam peringatan HPN 2022. (Dok PWI Jateng)
Kegiatan sarasehan PWI Jateng dalam peringatan HPN 2022. (Dok PWI Jateng)

 


SEMARANG, AYOSEMARANG.COM -- PWI Jateng menggelar kegiatan sarasehan untuk memperingati Hari Pers Nasional, HPN 2022.

Sarasehan sambung rasa dalam peringatan HPN 2022 ini mengambil tema ''Pers Survival di Era Digital''. Acara digelar di kantor PWI Jateng, Rabu 9 Februari 2022.

Sejumlah narasumber dihadirkan dalam kegiatan sarahesan PWI Jateng tersebut. Untuk memberikan sejumlah gagasan terkait pers di dunia digital.

Adapun di antaranya, Sri Mulyadi, wartawan senior yang juga anggota Dewan Kehormatan Provinsi (DKP) PWI Jateng itu, Amirudin (Ketua Departemen Ilmu Budaya, FIB Undip) dan Arri Widiarto dari Ayo Media Network.

Baca Juga: Geger di Kampung Wadas, 66 Warga Sudah Dibebaskan Polisi, Dapat Sembako dan Tali Asih

Sri Mulyadi mengatakan, saat ini sebanyak 70% informasi bisa didapat dari media sosial (medsos). Tentunya ada banyak medsos yang bisa diakses masyarakat tanpa ada batasan.

''Namun kekuatan media massa mainstream dipastikan akan mampu menyajikan hal-hal yang benar dan bisa dipertanggungjawabkan. Keberadaan pers sampai saat ini masih dibutuhkan masyarakat,'' katanya.

Pemateri kedua, Amirudin menerangkan, sejumlah keunggulan media digital sebagai kekuatan baru, memungkinkan terjadinya kolaborasi, fleksibilitas dan profit sharing.

Bebeberapa hal tentu jadi perhatian. Seperti korporasi perlu melakukan perubahan dalam proses dan model bisnisnya, serta investasi teknologi barunya.

Baca Juga: Peringati HPN 2022, Ketua PWI Jateng: Tak Hanya Berbekal Skill, Wartawan Harus Punya Sikap Profesional

''Perlu juga adanya peningkatan kompetensi digital bagi insan pers untuk pengembangan ekosistem (pers) digital. Selain itu, adanya perubahan mindset dari jurnalis esensialis ke anti-esensialis,'' sebut Amir.

Sementara itu, Arri Widiarto Kepala Perwakilan Ayo Media Network Jateng menyampaikan soal programmatic dalam dunia media digital.

Dijelaskannya, sistem kerja iklan programmatic mirip dengan pasar modal. Pengiklan berperan sebagai investor, dan media sebagai penjual produk investasi. Maka, harga inventori ditentukan oleh supply dan demand.

Baca Juga: Kasus Wadas, Polri Minta Warga Desa Wadas Jangan Mau Diadu

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Vedyana Ardyansah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X