"Soalnya bus klasik jarang ada yang buat. Jadi saya coba memasuki pasar itu," ucapnya.
Bus-bus klasik yang pernah Galih buat antara lain seperti New Proteus Raya, Gama Banteng, Damri Lama dan bus kapsul.
Galih lalu menjelaskan, orang-orang yang membeli miniatur bus ini kebanyakan adalah penyuka bus.
Para penyuka bus itu menggemari sebuah bus, dari berbagai sebab, ada yang dari bentuknya, kenangannya, maupun cerita di balik bus tersebut dari masa ke masa.
Untuk itulah sebagaimana yang diketahui banyak orang, muncul komunitas-komunitas penyuka bus, seperti Bus Mania Community.
Baca Juga: Bupati Batang Wihaji Optimistis Raih Enam Kali WTP BPK RI Perwakilan Jawa Tengah
"Jadi ada orang-orang itu ingin punya bus tapi tidak kesampaian, jadi beli miniaturnya," kelakarnya.
Dalam membuat miniatur bus, Galih menggunakan berbagai bahan akrilik. Lalu juga menggunakan triplek sebagai alas.
Sementara untuk pernak-pernik pelengkap bus seperti kursi, ban maupun orang-orangan sudah ada yang menjual.
Miniatur bus klasik bikinan Galih dipatok antara Rp 1 juta sampai Rp 2 jutaan. Perbedaan harga itu tergantung pada jenis pesanan.
"Ada yang cuma polosan. Lalu ada juga yang punya lampu dan bisa hidup," paparnya.
Dalam membuat, Galih membutuhkan waktu 5 hari sampai seminggu.
Baca Juga: Kecelakaan Semarang Hari Ini, Mobil Tabrak Gerobak Siomay hingga Ringsek, Dagangan Tumpah
Sejauh ini, selama menjadi pembuat miniatur bus, Galih bisa mendapat omzet Rp 5 juta sampai Rp 10 juta per bulan.
"Pelanggan saya kebanyakan memang kolektor dan pecinta bus klasik. Yang pesan juga bisa sampai luar jawa," pungkasnya.
