Baca Juga: Pesawat China Eastern Airlines Jatuh di Pegunungan, 132 Orang Belum Diketahui Kondisinya
Bahkan, Idi rela menutup warungnya lantaran harus antre.
Alasannya, harga minyak goreng di kampung harganya mahal.
"Hari ini saya prei (libur) atau tutup, karena kemarin tidak dapat minyak. dapatnya minyak yang di kampung sudah 18 ribu lebih jadi kalau dijual kembali nanti tinggi sekali," ungkapnya.
Ia berharap, adanya harga minyak goreng melambung tinggi, pemerintah memberikan solusi agar masyarakat tidak mengeluh hal tersebut.
"Jadi kalau antre gini ya tidak bisa jualan, karena harus mencari minyak. Tidak ada minyak goreng datang dan minyak goreng kemasan juga tidak ada,"katanya.
Senada dengan Idi, warga lainnya bernama Sumiyem (60) menyayangkan keberadaan harga minyak goreng naik.
Antre minyak itu membuat ia rela tidak berjualan untuk mendapatkan minyak goreng.
"Kalau antre kan kerjaan terbengkalai tidak bisa kerja di rumah karena jual gorengan,"ucapnya.
Ia mengaku sempat mencari minyak goreng curah tapi susah.
Jika dapat pun, dirinya hanya bisa membeli 2 liter.
Baca Juga: Gelar Rapat Pimpinan, Panglima Kodam IV Diponegoro Lakukan Evaluasi dan Bahas Program Kerja 2022
Jadi, menurutnya, minyak goreng tersebut dinilai tidak cukup.
"Susah mencari minyak goreng. Kalau ada di supermarket ada, tapi sama saja karena satu orang hanya dapat 2 liter, kalau pedagang tidak bisa goreng 2 liter,"pungkasnya.