SEMARANG SELATAN, AYOSEMARANG.COM -- Mengikuti perkembangan zaman, masyarakat muslim di Indoensia sudah banyak yang menggunakan Alquran digital.
Muncul pertanyaan, bagaimana adab membaca Alquran digital?
Menurut Kepala Lembaga Peradaban Luhur (LPL), Ustaz Rakhmad Zailani Kiki, bahwa membaca Alquran digital sama dengan adab membaca mushaf Alquran.
Membaca Alquran merupakan salah satu amalan istimewa di bulan Ramadhan. Apalagi Alquran diturunkan diturunkan pada bulan suci ini.
Baca Juga: Cara Khatam Alquran di Bulan Ramadhan, Selesai 30 Juz dengan Lancar
Lebih lanjut, Ustaz Kiki menjelaskan, ada 12 adab membaca Alquran:
1. bagi yang membaca Alquran adalah adab yang fardhu ain, yaitu ia wajib membaca Alquran baik mushaf atau digital dengan tajwid. Maka bagi seseorang yang membaca kitab suci tanpa tajwid ia menjadi fasik.
2. membaca Alquran dengan sungguh-sungguh dan sunahnya dalam keadaan berwudhu, menghadap kiblat, menundukkan kepala sebagai bentuk hormat kepada Alquran, dan jangan duduk dengan bersandar serta duduk jangan duduk seperti kelakuan orang yang takabur mengangkat dirinya.
3. seseorang yang membaca Alquran wajib merendahkan diri dan berperangai lemah lembut. Maka jangan berangas dan jangan suka merasa lebih unggul dari yang lain dalam masalah bacaan atau membaca Alquran dengan suara yang berlawanan dari pembaca yang lain.
4. orang yang membaca Alquran dan orang yang mendengarkannya dengan sedih hati, meskipun dia tidak mengetahui akan artinya.
5. seseorang wajib membaca Alquran dengan ikhlas.
Baca Juga: Ajarkan Alquran Pada Anak, Niscaya Dosa Orangtua Diampuni Allah SWT
6. seseorang yang membaca Alquran digital wajib telah mengamalkan setiap amal ibadah yang kewajibannya tertera di dalam Alquran, seperti salat, puasa, beribadah dengan ikhlas, dan ia juga telah menjauhkan setiap larangan Allah SWT yang tetera di dalam Alquran, seperti riya, takabur, dengki, mengumpat, mengadu satu sama lainnya, mencela orang, makan barang yang haram, dan lain-lain.
7. sunah bagi seseorang yang membaca Alquran untuk membaguskan suaranya dengan lagu atau langgam. Lagu atau langgam tersebut harus patuh atau berasal dari ulama yang berasal dari bangsa Arab dan jangan menurut lagu musik atau lagu-lagu lainnya (seperti lagu atau langgam Jawa).