KENDAL,AYOSEMARANG.COM - - Jika biasanya tradisi sedekah laut atau nyadran dilaksanakan bulan Muharam atau Bulan Suro, nelayan Sendangsikucing Kecamatan Rowosari menggelarnya dibulan Maulud. Nelayan terpaksa menundanya karena situasi yang tidak memungkinkan sehingga diundur menjadi bulan maulud. Dalam sedekah laut ini ditampilkan juga lomba miniatur kapal beraneka warna.
Larung sesaji dimulai dari TPI Sendangsikucing dan sebelumnya didoakan untuk di bawa ke tengah laut. Ada kepala sapi lengkap dengan kaki dan kulitnya jajan pasar dan sesaji lainya. Sedekah laut ini merupakan tradisi turun temurun dari nenek moyang, dan bentuk syukur nelayan kepada tuhan yang maha esa yang sudah memberikan rejeki satu tahun terakhir dengan hasil laut yang melimpah.
Sesaji yang dilarung adalah kepala sapi, jajan pasar dan sesaji lainya di larung di tengah laut menggunakan miniatur kapal. Nantinya kepala sapi dan sesaji akan dimakan ikan sehingga semua makhluk laut bisa berkembang dan akan menjadi penghasilan para nelayan.
“Sedekah laut merupakan tradisi bentuk syukur para nelayan memang biasanya dilakukan pada bulan muharam atau suro. Namun karena situasi di undur di bulan maulud,” ujar Penasehat HNSI Rowosari, Muhamad Sutarto Minggu 16 oktober 2022.
Kegiatan ini juga kerjasama dengan Dinas Pariwisata Kendal dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kendal, dengan berbagai budaya seperti wayang kulit dan wayang golek untuk menghibur masyarakat.
Dalam tradisi ini juga ada beberapa kegiatan baik olahraga maupun kegiatan lomba lainya. “Yang menarik adalah lomba miniatur kapal yang di ikuti dari beberapa kabupaten,” imbuhnya. Selain lomba miniatur kapal, warga atau pengunjung bisa membeli untuk koleksi.
