SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Jawa Tengah (Hipmi Jateng) menggelar Pendidikan Latihan Cabang (Diklatcab) Akbar di Gedung Soedharto Undip, Sabtu 11 Februari 2023.
Diklatcab Akbar Hipmi Jateng ini dilakukan untuk menyambut para anggota baru yang belum lama ini direkrut.
Ketua Hipmi Jateng Wulan Rudi Prasetyo menyampaikan, anggota barunya itu berjumlah 577 orang dari berbagai cabang.
Baca Juga: Viral Kepala Sekolah SD di Semarang Diduga Lakukan Asusila: Satu Ruangan Terus Dikunci
Kemudian Diklatcab Akbar ini digelar untuk menumbuhkan dan menyampaikan visi-misi Hipmi kepada anggota yang baru.
"Lalu ada seminar kewirausahaan agar teman-teman punya semangat yang tinggi untuk survive di bidang kewirausahaan," tuturnya.
Selama acara Hipmi Jateng mendatangkan sejumlah pembicara ternama mulai dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, kemudian Ketua Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Hendrar Prihadi sampai Dandim Semarang Letkol Inf Honi Havana.
Dalam penyelenggaraan ini, Rudi berharap para anggota baru saling bersinergi dan jadi pengusaha muda yang berkualitas.
"Saya harap anggota baru punya semangat yang sama juga karena persatuan pengusaha ini penting. Kalau umpama pengusaha ini tidak bersatu dan saling sikut, bagaimana kita bisa berkembang dengan baik. Saya pikir di forum usaha muda inilah yang membentuk culture yang baik agar semua pengusaha ini punya jiwa yang sama untuk membangun kekuatan bangsa Indonesia," katanya.
Sementara Ganjar mengajak para pengusaha muda yang tergabung dalam Hipmi Jateng untuk memanfaatkan peluang usaha sebagai bentuk kontribusi dan kolaborasi dari daerah dalam menopang ekonomi nasional.
"Saya pesankan dunia sedang terjadi disrupsi, banyak sekali peluang baru maka kolaborasi menjadi penting. Maka harapan kami dalam rekrutmen dan pelatihan hari ini akan ada wacana bagaimana kondisi ekonomi makro dan bagaimana mengelola mikronya," katanya.
Peluang itu, antara lain kebijakan pemerintah yang memudahkan para pengusaha.
Misalnya, ketika pemerintah mendorong penggunaan dan pembelian produk dalam negeri. Juga pemerintah yang memberikan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan suku bunga rendah.