[KAMUS SEMARANGAN] Konotasi Kata dalam Bahasa Semarangan Tak Selalu Bermakna Negatif

photo author
- Jumat, 2 Juli 2021 | 15:40 WIB
Kawasan Kota Lama Semarang dipadati pesepeda, Minggu 14 Juni 2020. (Ayosemarang.com/Kemmy Wijaya)
Kawasan Kota Lama Semarang dipadati pesepeda, Minggu 14 Juni 2020. (Ayosemarang.com/Kemmy Wijaya)

1. Aeng-aeng (banyak tingkah)
Contoh kalimat : "Numpak motor ojo aeng-aeng, bahaya!". (Naik notor jangan banyak tingkah, berbahaya!).

2. Bangjo : akronim abang ijo, lampu pengatur lalu lintas
Contoh kalimat : " Aku nunggu jemputan neng cedak bangjo" (Aku menunggu dijemput di dekat lampu lalu lintas).

3. Cangkem : mulut; ~an: banyak bicara, banyak alasan
Contoh : "Rak sah cangkeman, seng penting lakumu" (Tidak usah banyak bicara, yang penting tindakanmu).

4. Dheknen : dia
Contoh : "Dheknen ki wong Semarang, ora wong luar Semarang" (Dia itu orang asli Semarang, bukan orang luar Semarang)

AYO BACA : [KAMUS SEMARANGAN] Bahasa Semarang, Keluar dari Patron Bahasa Jawa Karena Akulturasi Budaya

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Adib Auliawan Herlambang

Tags

Rekomendasi

Terkini

X