JAKARTA, AYOSEMARANG.COM- Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani melakukan pembekalan dan pelepasan terhadap pekerja migran Indonesia (PMI). Sebanyak 613 PMI diberangkatkan untuk bekerja di Korea Selatan (Korsel) dengan skema G to G.
Dalam kesempatan itu, Benny kembali mengingatkan jajarannya untuk tak menyakiti hati rakyat, khususnya pekerja migran.
Sebab sudah banyak yang mereka berikan kepada bangsa, salah satunya devisa yang sangat besar.
"Saya ingin jajaran saya, mereka yang hari ini memimpin di kementerian/lembaga mana pun, tahu diri dikit deh jangan sombong dengan pangkat dan jabatan yang tinggi, gelar akademik yang panjang," ujar Benny dalam pidatonya di eL Hotel Royale Jakarta, Senin (11/12/2023).
"Tapi kalau mental Anda koruptif, Mental Anda maling, mental Anda khianat pada rakyat maka Anda tidak layak menjadi pemimpin di republik ini, siapa pun dia," imbuh Wakil Ketua Umum Hanura itu.
Adapun salah satu wujud dirinya menjalankan amanat dari rakyat, termasuk pekerja migran dengan sebaik-baiknya, caranya dengan terbuka soal penghasilan sebagai pejabat.
Baca Juga: Benny Rhamdani Negosiasi Agar Lapangan Kerja di Sektor Fishing Korsel Tak Disetop Gegara PMI Kaburan
"Saya terima gaji tiap bulan. Dan saya terbiasa terbuka, saya tiga periode di DPR, provinsi, saya terbiasa terbuka dengan gaji saya," kata Benny.
Menurut Benny, dengan gaji sebagai pejabat yang ia terima setiap bulannya, takkan mungkin dirinya bisa kaya-raya. Jika mendadak kaya-raya, kata dia pasti ada penyelewengan.
"Kalau tiba-tiba Benny Rhamdani kaya raya selama tiga tahun, empat tahun tiba-tiba dia beli rumah dimana. Ayo rakyat kontrol saya, pasti korupsi (kalau tiba-tiba saya kaya raya)," kata Benny.
"Karena gaji saya sebagai Kepala Badan untuk mendapatkan itu semua nggak akan mungkin. Gaji saya Rp5 juta, menteri juga sama Rp5 juta. Bedanya apakah mereka pernah mengumumkan ke publik gaji mereka?" imbuhnya.
Benny mengakui, ditambah tunjangan jabatan yang ia peroleh, total penghasilannya sebagai Kepala BP2MI cukup besar. Namun uang tersebut takkan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, apalagi gaya hidup.