BATANG, AYOSEMARANG. COM- Seorang pedagang Sop Kaki Kambing di Alun-alun Batang, Nur Rohman (39 tahun) dari Krapyak, Kota Pekalongan, telah melaporkan pencemaran nama baik akun youtuber Aohipuji ke Polres Batang.
Judul kontennya yaitu "Nyesel Gue Makan Sop Kaki Kambing Di Sini !?". Video itu diunggah 3,7 ribu. Diunggah sebulan yang lalu.
Menurut Nur Rohman, akun Aohipuji telah menggiring opini masyarakat untuk tidak membeli dagangannya.
Baca Juga: Direktur Utama PT KITB: Grand Batang City Siap Terbang ke Status Operasional Penuh pada Tahun 2024
Meskipun telah mencoba mediasi secara damai namun tak berhasil, Nur Rohman merasa bahwa tindakan ini tidak menghormati upaya-upayanya untuk menyelesaikan masalah tersebut.
"Sebenarnya saya pengennya damai, sana tak tawarin untuk kekeluargaan. Bilangnya iya, iya, iya, tapi kayak terkesan menyepelekan, meremehkan saya sebagai korbannya," ujar Nur Rohman, Selasa 12 Desember 2023.
Nur Rohman juga menyatakan bahwa upaya mediasi sebelumnya tidak membuahkan hasil, dengan pihak lain menjanjikan sesuatu namun tidak terealisasi.
Dengan demikian, Nur Rohman merasa terpaksa untuk melibatkan pihak berwenang dalam hal ini, dan sebagai langkah lanjutan dari permasalahan ini, dia telah melaporkan kasus ini ke Polres Batang.
Dia juga mengungkapkan bahwa telah memberikan toleransi selama satu minggu, namun masih belum ada perkembangan yang signifikan dari akun youtuber Aohipuji ke Polres Batang.
Bukti-bukti yang diserahkan oleh Nur Rohman termasuk rekaman, komentar di YouTube, dan komentar di media sosial yang mendukung klaimnya.
Nur Rohman menambahkan bahwa pasca kejadian, dagangannya mengalami penurunan omset sekitar 50 persen, dan yang lebih mengkhawatirkan adalah dampak psikologis yang dialami oleh anaknya di sekolah akibat pembullyyan dan stigma yang melekat pada dirinya.
"Omset dagangan turun sekitar 50 persen. Pasca kejadian dagangan tetap ada efeknya, imbasnya di anak saya. Anak saya kena mental di sekolahan itu. Dibully. Sampai anaknya tidak mau sekolah," ungkapnya.
Nur Rohman juga menyoroti respons pihak sekolah yang terkesan acuh tak acuh terhadap situasi yang dialami anaknya.
"Sampai anaknya tidak mau sekolah. Saya ditanyain sama guru sama temen-temen kok. Mereka kok nggak kasian," tambah Nur Rohman.