JAKARTA, AYOSEMARANG.COM- Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari mengomentari tuduhan calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan terhadap Prabowo Subianto yang menyebut tidak kuat menjadi oposisi karena bergabung di kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi), dengan menyatakan bahwa tuduhan tersebut keliru.
Menurut Qodari, keputusan Prabowo untuk bergabung dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak didasari oleh motif kekuasaan, melainkan oleh semangat rekonsiliasi nasional untuk menghindari polarisasi ekstrem di tengah masyarakat.
"Singkatnya, Pak Prabowo lebih lama dan lebih berpengalaman sebagai oposisi dibandingkan dengan Mas Anies. Pak Prabowo sejak mendirikan partai Gerindra pada tahun 2008 dan ikut dalam pemilu 2009, tidak pernah bergabung di pemerintahan,"kata Qodari.
Baca Juga: Prabowo Akan Fokus Beri Penguatan Lembaga Hukum, Apa Pentingnya?
"Artinya, sampai tahun 2019, beliau telah 10 tahun berada di luar pemerintahan, kemudian memutuskan untuk bergabung karena semangat rekonsiliasi dalam menghadapi polarisasi yang ada di masyarakat,"ungkapnya.
Qodari menegaskan bahwa keputusan Prabowo bergabung dengan koalisi pemerintah didasari oleh upaya merajut persatuan nasional, serta bersama-sama menghadapi dan menawarkan solusi atas permasalahan yang dihadapi masyarakat.
"Jadi, masuknya Pak Prabowo ke dalam pemerintahan didasari oleh pemahaman akan permasalahan yang dihadapi masyarakat dan sebagai bagian dari solusi atas permasalahan tersebut. Jadi, apakah dia bergabung atau tidak, harus dilihat dalam konteks yang tepat,” ujar Qodari.
Baca Juga: Survei Elektabilitas Pilpres 2024 NIR: Prabowo-Gibran Unggul Jauh, Ada Figur Lain Ikut Mendongkrak
Qodari juga menyoroti pengalaman Prabowo yang lebih lama dalam posisi di luar pemerintahan, dibandingkan dengan Anies Baswedan yang tidak memiliki rekam jejak sebagai oposisi, hanya sebatas berlawanan dengan Presiden Jokowi dalam konteks Pilpres 2024.
“Mas Anies pernah di pemerintahan Pak Jokowi lalu kemudian diberhentikan sebagai menteri lalu kemudian maju sebagai gubernur dan terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta,” ucapnya.
“Jadi kalau bicara posisi sebagai oposisi di luar pemerintahan itu, sebetulnya sikapnya saja atau positioning-nya oposisi terhadap Pak Jokowi,” sambungnya.
Serangan terhadap Prabowo tidak hanya datang dari Anies, melainkan juga dari capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dalam debat perdana yang digelar oleh KPU.
Dijelaskan Qodari, serangan dari kompetitor Prabowo itu wajar, pasalnya elektabilitasnya jauh unggul dibandingkan dua penyerangnya.