“Wajar ya sebetulnya Pak Prabowo itu dikeroyok karena memang tanpa disadari lawan-lawannya melihat Pak Prabowo itu sebagai calon kuat makanya dikeroyok. Mas Anies menyerang wajar karena di luar soal ketertinggalan dia adalah slogan perubahan, perubahan itu pasti menyerang keberlanjutan,” paparnya.
“Nah yang menarik kan Mas Ganjar dia mengambil posisi menyerang juga walaupun di sisi yang lain dari beberapa pernyataannya sering mengidentikkan atau diidentikkan dengan pak Jokowi dan Pak Jokowi diasosiasikan dengan Pak Prabowo pada hari ini,” imbuhnya.
Lebih jauh Qodari menyampaikan, serangan Ganjar terhadap Prabowo dan tidak lagi menyerang Presiden Jokowi sebagai strategi untuk mengejar elektabilitas yang trennya menurun.
“Jadi itu bagian dari strategi juga lah bagaimana Mas Ganjar sekarang ini mengatur langkah tidak menyerang Jokowi tapi menyerang Prabowo dan tujuannya sama untuk mengejar ketertinggalan elektabilitas,” katanya.
Selain itu, Qodari berpendapat efek debat terhadap elektabilitas para capres masih terbatas atau tidak terlalu berpengaruh secara signifikan.
Karenanya dia menduga hanya sebanyak 30 persen masyarakat yang menonton debat, namun untuk melihat dinamika harus melihat data hasil survei pasca debat perdana itu.
“Tentunya harus dilihat dari hasil survei ya, teman-teman yang akan survei setelah debat ini seperti apa kondisinya, tetapi secara matematika memang efek debat itu terbatas, anggaplah bahwa yang nonton debat itu 30 persen.
Kemudian dari 30 persen itu yang nonton itu 75 persensudah punya keputusan sudah menjadi pendukung kuat salah satu capres dan biasanya ini tidak bisa goyang termasuk oleh debat,” jelasnya.
“Karena sisa 20 persen yang masih lemah dukungannya dan 5 persen yang belum memutuskan itu yang nanti akan terpengaruh oleh debat. Jadi dari 30 persen yang nonton debat 25 persen berpotensi berubah, 25 persen dari 30 persen itu 7,5 persen . Mungkin maksimal 7,5 persen itu dan harus dikatakan juga yang 7,5 persen itukan tidak kumpul di salah satu calon dia akan tersebar di tiga calon,” lanjutnya.
Oleh karena itu, menurut Qodari pengaruh 7,5 persen jika dibagi rata-rata ke tiga capres tidak begitu berpengaruh, terutama ketika selisih elektabilitasnya itu jauh.
“Mungkin debat ini akan lebih berpengaruh terhadap posisi Ganjar dan Anies yang sedang bersaing tetapi sulit untuk mengubah konstelasi dibanding dengan Prabowo yang sudah jauh di depan,” pungkasnya.