Khususnya kepada Presiden Jokowi sendiri, Ferdinan berupaya objektif. Katanya, saat Dies Natalis ke-40, pihaknya mengundang Jokowi dan saat itu Presiden Indonesia itu memberikan apresiasi.
Namun dia mengembalikan apabila ada sesuatu yang kurang pas dengan prinsip kebenaran, maka kami harus menyuarakan.
"Jadi bukan karena sentimen dan sebagainya ketika sesuatu itu bagus kami harus menyampaikan good tapi kalau menyimpang kami tidak boleh gelap mata dan itu bagian dari kecintaan kami terhadap negeri ini," ungkapnya.
Poin kedua, kampusnya Soegijopranoto Catholic University mempunyai sebuah ajaran dikenal dimana 100 persen Katolik, 100 persen Indonesia dan itu pilihan sikap kami atas dasar itu.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Deodorant Spray Memutihkan Ketiak Hitam dan Cegah Bau Badan
"Kami 100 persen indonesia dan sebagai kecintaan kami kami barus menyampaikan dong sesuatu saat ini menurut kami ada sesuatu yang perlu diluruskan," sambungnya.
Ketiga, Ferdinand melanjutkan, jika Unika tidak mendukung dan mencela satu pasangan.
"Intinya kami meminta presiden dan segenapnya untuk bertindak sesuai porsi prinsip/demokrasi dan konstitusi itu saja. Di kampus ini pun saya tahu ada yang pilih nomor 01, 02, dan 03. Ya saya nggak papa sama sekali. Yang jelas tidak ada arahan dari rektor sama sekali. Jadi saya menempatkan diri sebagai pimpinan unversitas netral tidak mengarahkan mahasiswa atau dosen," ucapnya.
Terakhir Ferdinand menghargai rektor lain beberapa rektor negeri maupun swasta memenuhi untuk membuat video yang berisi pernyataan.
Baca Juga: Kronologi Kecelakaan di Jalan Gajahmada Semarang: Sampai Berasap, Elf dan Sedan Saling Berebut Jalan
"Saya hormati itu karena sebuah pilihan namun kita juga tentu harus saling menghormati karena kami juga sudah mengambil sebuah sikap," pungkasnya.