Kedua, kata Qodari, dirinya tidak mungkin melakukan konspirasi, pasalnya kegiatan itu digelar secara secara terbuka dan tidak dilakukan dalam ruang yang tertutup.
"Kedua kesalahannya itu, manipulasi itu fitnah sebetulnya menyebut saya desain konspirasi segala macam tidak ada konspirasi di sini ini semua seperti yang saya bilang adalah pilihan rakyat, evaluasi rakyat dan acaranya bukan acara konspirasi sama sekali, wong itu acara pertemuan terbuka kok," ucapnya.
"Di acara TKD nggak mungkin ngomongin konspirasi, gak mungkin ngomong konspirasi di rapat terbuka segala macam, makanya video beredar itu bisa dilihat seperti seminar umum gitu loh, bukan kasak-kusuk di ruang tertutup," katanya.
Lebih lanjut Qodari menerangkan, video itu telah dipotong dan diedit dengan tujuan melakukan framing melakukan kecurangan.
Dia mengatakan bahwa hasil Pilpres 2024 ini merupakan murni suara rakyat tidak ada unsur rekayasa seperti dituduhkan oleh pihak-pihak yang kalah.
"Semua pilihan ini adalah real dari masyarakat gitu loh. Ini klarifikasi aja ya karena ini saya kan di frame melakukan kecurangan atau menjadi bagian dari kecurangan itu," paparnya.
"Kalau misalnya betul-betul ini kecurangan ngapain itu Anies-Muhaimin saya kasih angka 27 persen, sementara rata-ratanya 24 persen kayak sekarang, tanggung amat jadi tanggal 5 Januari itu harusnya saya sudah ngomong 24 persen supaya tambah yakin. Jadi ini hanya kebetulan, sejarah saja," imbuhnya.