BATANG, AYOSEMARANG.COM - Misteri kematian Mohammad Ganesha (18), yang jenazahnya ditemukan mengambang di bawah jembatan Sungai Sambong, akhirnya terungkap.
Ganesha ternyata menjadi korban penganiayaan oleh beberapa anggota gangster sebelum terjatuh ke sungai.
Wakapolres Batang, Kompol Hartono, menjelaskan bahwa kejadian ini bermula dari tantangan antar gangster di media sosial pada Senin, 17 Juni 2024.
"Akhirnya, dua kubu yang terdiri dari beberapa gangster sepakat untuk bertemu di wilayah Sambong pada Minggu malam dan melakukan aksi tawuran," ujar Kompol Hartono dalam konferensi pers di Mapolres Batang, Rabu, 25 Juni 2024.
Baca Juga: Kota Semarang Raih Penghargaan Penanganan Stunting dari PBB, Satu-satunya di Indonesia
Pertemuan tersebut melibatkan dua kelompok utama: GAZA dan gabungan beberapa geng seperti Amerika252, Utara27, Utara28, UtaraOriginal, Kampung Benggong, dan Misteri Kabupaten.
Awalnya, kedua pihak sepakat bertarung dengan tangan kosong. Namun, kelompok gabungan yang berjumlah 20-30 orang datang dengan membawa berbagai jenis senjata tajam, mulai dari sabit hingga celurit.
Di sisi lain, Gank GAZA yang hanya terdiri dari 9 orang, datang tanpa senjata. "Korban sendiri berada di kelompok yang tidak membawa senjata tajam. Saat melihat lawannya membawa senjata, mereka langsung kabur menyelamatkan diri," jelas Wakapolres didampingi Kasat Reskrim AKP Imam Muhtadi.
Nasib tragis menimpa Ganesha dan dua temannya. Ganesha yang tidak sempat melarikan diri, dianiaya oleh beberapa pelaku dan mengalami luka-luka, termasuk di bagian belakang kepala yang terkena hantaman benda tumpul. "Korban akhirnya terjatuh ke sungai, dan jenazahnya ditemukan oleh warga tiga hari kemudian dalam posisi mengambang," lanjut Kompol Hartono.
Baca Juga: Komunitas PSK Luncurkan Antologi Puisi Pelajar Berkaya Tanpa Narkoba
Selain Ganesha yang meninggal, dua rekannya juga terluka. Salah satu dari mereka terkena ujung celurit di bagian kaki, sementara yang lain mengalami luka potong di jarinya. "Korban luka sebenarnya sempat kabur, namun mereka terkejar oleh lawannya hingga terkena senjata tajam. Bahkan, salah satu dari mereka sempat melompat ke sungai untuk menyelamatkan diri dan terjatuh di atas tumpukan sampah," tambah Hartono.
Berdasarkan hasil penyelidikan, tim Abirawa Polres Batang berhasil menangkap 13 orang pelaku penganiayaan, terdiri dari 8 dewasa dan 5 anak-anak, beberapa di antaranya masih berstatus pelajar.
Salah satu pelaku yang diamankan mengaku diajak oleh rekannya dari gangster lain untuk ikut aksi tawuran dan membawa senjata tajam jenis celurit.
"Saya diajak, Pak, dan sempat mengejar korban yang lari. Dia kena ujung celurit pada bagian kakinya," ujar tersangka.