Investasi Jateng pada Triwulan I 2025 Capai Rp 21 Triliun

photo author
- Senin, 5 Mei 2025 | 19:24 WIB
Gubernur Jateng Ahmad Luthfi saat menghadiri Opening Ceremony CJIBF dan Puncak UMKM Gayeng. Luthfi memaparkan investasi Jateng capai Rp 21 triliun. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)
Gubernur Jateng Ahmad Luthfi saat menghadiri Opening Ceremony CJIBF dan Puncak UMKM Gayeng. Luthfi memaparkan investasi Jateng capai Rp 21 triliun. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COMInvestasi yang masuk di Jawa Tengah hingga triwulan I tahun 2025 sudah mencapai Rp 21,848 triliun. Dari jumlah tersebut, sudah ada sebanyak 20.431 proyek yang mampu menyerap 97.550 tenaga kerja.

Berdasarkan data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Tengah, dari Rp 21,848 triliun nilai investasi yang masuk, terdiri atas penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp 14,08 triliun dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 7,26 triliun.

Investasi PMA, didominasi sektor padat karya seperti alas kaki, tekstil, sektor plastik, dan karet. Untuk PMDN investasi tertinggi pada sektor kawasan industri, perkantoran, dan sektor makanan minuman.

“Investasi ini betul-betul menjadi hal yang sangat luar biasa. Ini dalam rangka mengembangkan Jawa Tengah," kata Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi saat menghadiri Opening Ceremony Central Java Investment Business Forum (CJIBF) dan Puncak Kegiatan UMKM Gayeng 2025 di Ballroom Hotel Tentrem, Kota Semarang, Senin, 5 Mei 2025.

Baca Juga: 7 Rahasia Bikin Perkutut Cepat Gacor, Bukan Cuma Soal Pakan Mahal!

Luthfi menjelaskan, kegiatan CJIBF berperan penting dalam mendongkrak investasi di Jawa Tengah. Ini merupakan bentuk sinergi antara pemerintah pusat, provinsi, dan daerah dalam mendorong pertumbuhan investasi dan perdagangan yang inklusif, berkelanjutan, dan berdampak langsung pada masyarakat.

"Forum tahunan tersebut tidak hanya pertemuan business to business, tetapi juga meliputi diskusi. Beberapa perusahaan bahkan sudah agreement, tanda tangan kerja sama antarperusahaan dan antarwilayah, bahkan antarnegara, dalam rangka mengembangkan investasi di Jawa Tengah," jelasnya.

Dikatakan dia, pemerintah Provinsi Jateng memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan investasi di daerahnya, melalui upaya peningkatan daya saing daerah, infrastruktur yang memadai, tenaga kerja yang kompetitif, dan sistem perizinan berbasis elektronik yang terintegrasi. Daya saing infrastruktur di Jawa Tengah meliputi jalan tol Semarang-Demak dan Trans Jawa, Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dan Tanjung Intan Cilacap.

Kemudian jalur kereta api yang menghubungkan kota-kota utama. Selanjutnya kembalinya Bandara Ahmad Yani sebagai bandara internasional, serta adanya bandara lain seperti Adi Soemarmo dan bandara-bandara lokal.

Baca Juga: CJIBF 2025, BI Jateng Promosikan 13 Proyek Investasi

Selain itu juga Upah Minimum Kabupaten/kota (UMK) 2025 yang kompetitif, ketersediaan kawasan industri seperti KEK Kendal seluas 1.000 hektare, KEK Industropolis Batang 4.300 hektare, Kawasan Industri Wijayakusuma (Semarang) 250 hektare, Batang Industrial Park 287 hektare, Jatengland Industrial Park Sayung (Demak) 300 hektare.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra mengatakan, investasi menjadi salah satu pilar utama dalam mendorong ekonomi Jawa Tengah. Tahun 2024 perekonomian Jawa Tengah tumbuh sebesar 4,95%. Di mana investasi menjadi kontributor utama dengan pangsa pasar produk domestik regional bruto sebesar 30,53% dan mencatatkan pertumbuhan 6,55%.

CJIBF dan UMKM Gayeng 2024 mencatatkan letter of intens sebesar Rp 13,32 triliun dan transaksi perdagangan mencapai Rp 12 miliar.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Regi Yanuar Widhia Dinnata

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB
X