SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah ikut turun tangan dalam mengungkap kasus piagam palsu di Semarang dalam PPDB jenjang SMA.
Kasus piagam palsu di Semarang ini bahkan sampai dibawa ke ranah hukum. Diduga calon siswa yang menggunakan piagam tersebut berasal dari SMPN 1 Semarang sebagai tim Marching Band.
PJ Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana menyatakan melakukan koordinasi dengan Polrestabes Semarang.
Menurutnya, jika ada tindak pidana dalam perkara tersebut diserahkan pada kepolisian.
Selain itu Nana menambahkan dalam tim aparat pengawas internal pemerintah (APIP) yang telah dibentuk, sudah melakukan penelitian terhadap dokumen dan melakukan klarifikasi yang dilakukan pada pihak terkait.
Di antaranya meminta keterangan pada 15 orang tua siswa yang diundang, namun yang datang hanya 8 orang. Juga mengundang unsur sekolah, komite, pembina dan pelatih marching band, Persatuan Drum Band Indonesia (PDBI) Jateng.
"Sampai saat ini tim APIP berupaya mencari yang diduga melakukan mengarah pada pemalsuan piagam. Yang bersangkutan bukan guru, PNS, tapi orang sipil sebagai pelatih dari marching band yang berinisial S. Saat ini sudah mencari di kos dan rumah orang tua masih dalam pencarian. Masalah pidana kami serahkan ke polisi," katanya, Rabu 10 Juli 2024 sore.
Kemudian, berdasarkan hasil pemeriksaan dari tim APIP dan dinas terkait piagam yang digunakan calon peserta didik tersebut, tak bisa digunakan.
Sebab, penghargaan di tingkat internasional tersebut diragukan keabsahannya.
"Hasilnya setelah dilakukan pembahasan pihak terkait seperti Ombudsman, inspektorat, dinas pendidikan, dinporapar disimpulkan Piagam penghargaan dari kejuaraan internasional Malaysia virtual championship diragukan keabsahannya. Direkomendasikan tidak digunakan dalam komponen nilai akhir jalur prestasi PPDB," katanya.
Kemudian untuk CPS yang dinyatakan lolos seleksi menggunakan piagam tersebut tetap melakukan PPBD jalur prestasi. Namun hanya diitung berdasarkan nilai raport semester 1-5.
"Penghargaan tersebut tidak ada nilainya karena diragukan keabsahannya," tegasnya lagi.