Puasa Dimulai Hari Sabtu atau Minggu? Awal Ramadhan 1446 H Berpotensi Berbeda

photo author
- Kamis, 27 Februari 2025 | 13:19 WIB
Prediksi BRIN dan keputusan Muhammadiyah terkait awal Ramadhan 1446 H. (ist)
Prediksi BRIN dan keputusan Muhammadiyah terkait awal Ramadhan 1446 H. (ist)

AYOSEMARANG.COM -- Pada tahun 2025, umat Islam di Indonesia berpotensi mengalami perbedaan dalam penetapan awal puasa Ramadhan 1446 Hijriah. Hal ini disebabkan oleh perbedaan metode pengamatan hilal dan kriteria penentuan awal bulan yang digunakan oleh berbagai lembaga.

Menurut Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaludin, awal Ramadhan 1446 H diperkirakan jatuh pada 2 Maret 2025. Prediksi ini berbeda dengan keputusan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang telah menetapkan 1 Ramadhan pada 1 Maret 2025.

Thomas menjelaskan bahwa pada 28 Februari 2025, posisi Bulan saat magrib di Banda Aceh berada pada ketinggian 4,5 derajat dengan elongasi 6,4 derajat. Di Surabaya, ketinggian Bulan tercatat 3,7 derajat dengan elongasi 5,8 derajat. Posisi ini sedikit melebihi kriteria yang disepakati oleh Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), yaitu minimal ketinggian 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.

Baca Juga: Niat Puasa Ramadhan Harian dan Sebulan Penuh, Lengkap dengan Arab, Latin, dan Artinya

"Posisi Bulan masih cukup rendah dan dekat dengan Matahari, sehingga sulit diamati," ujar Thomas dalam video di kanal YouTube miliknya. Ia menambahkan bahwa kemungkinan rukyat hilal akan gagal, sehingga awal Ramadhan berpotensi jatuh pada 2 Maret 2025.

Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar Sidang Isbat pada 28 Februari 2025 untuk menetapkan awal Ramadhan 1446 H. Sidang ini akan dipimpin oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar dan akan menjadi acuan resmi bagi umat Islam di Indonesia.

Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah (Urais Binsyar) pada Ditjen Bimas Islam Kemenag, Arsad Hidayat, menjelaskan bahwa berdasarkan data hisab, ijtimak (perpaduan Bulan dan Matahari) terjadi sekitar pukul 07.44 WIB. Pada hari tersebut, ketinggian hilal di seluruh Indonesia diperkirakan sudah di atas ufuk antara 3° 5,91' hingga 4° 40,96', dengan elongasi antara 4° 47,03' hingga 6° 24,14'.

"Dengan kriteria ini, secara astronomi, ada indikasi kuat bahwa hilal akan terlihat. Namun, keputusan akhirnya kita tunggu berdasarkan hasil sidang isbat yang akan diumumkan Menteri Agama," kata Arsad.

Baca Juga: Niat Mandi Sebelum Puasa Ramadhan, Lengkap dengan Bacaan Arab dan Latin

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat bahwa ketinggian hilal di Indonesia pada 28 Februari berkisar antara 3,02 derajat di Merauke hingga 4,69 derajat di Sabang. Elongasi hilal juga bervariasi, mulai dari 4,78 derajat di Waris, Papua, hingga 6,4 derajat di Banda Aceh. Selain itu, umur Bulan di Indonesia saat Matahari terbenam berkisar antara 8,16 hingga 11,11 jam.

BMKG juga mengingatkan bahwa objek astronomis lain, seperti planet Venus, Merkurius, atau bintang terang seperti Sirius, dapat mengganggu pengamatan hilal.

"Pada 28 Februari 2025, sejak Matahari terbenam hingga Bulan terbenam, terdapat Saturnus dan Merkurius yang berjarak kurang dari 10 derajat dari Bulan," tulis BMKG dalam keterangannya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menetapkan awal puasa Ramadhan pada Sabtu, 1 Maret 2025, berdasarkan metode Hisab Hakiki Wujudul Hilal. Keputusan ini juga menetapkan 1 Syawal 1446 H atau Idul Fitri jatuh pada Senin, 31 Maret 2025.

Baca Juga: Rekomendasi Menu Buka Puasa 30 Hari Sehat dan Lezat, Variasi Setiap Hari!

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: adib auliawan herlambang

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB
X