Waduh, Warga ini Diintimidasi Preman usai Dampingi Sidak DPRD Soal Galian C di Ngampel

photo author
- Senin, 14 April 2025 | 22:03 WIB
ilustrasi intimidasi
ilustrasi intimidasi

 

KENDAL,AYOSEMARANG.COM – Warga kecamatan Ngampel berinisial AS mengaku mendapatkan inditimidasi dari sejumlah orang  yang dikenalnya.

Preman yang mendatangi kediamannya dilakukan usai yang bersangkutan menemani Ketua Komisi C DPRD Kendal bersama Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kendal inspeksi mendadak (sidak) ke tambang galian C di Desa Jatirejo Kecamatan Ngampel.

Dirinya menuturkan, preman yang sosoknya sudah tak asing lagi bagi dirinya dan diduga jadi beking pengusaha tambang menuduh dirinya sengaja mengundang Ketua Komisi C DPRD Kendal bersama Kepala DLH Kendal untuk sidak ke lokasi tambang.

Padahal dirinya tidak mengundang sama sekali, hanya diminta untuk mendampingi. "Kejadiannya itu sudah beberapa hari lalu. Saya kan diminta untuk menemani Mbak Siska (Ketua Komisi C) dan Pak Aris (Kepala DLH Kendal) ke lokasi tambang. Sorenya, tepat setelah saya sholat Maghrib langsung didatangi preman itu," terang AS.

Orang yang mendatangi rumahnya  langsung marah-marah dan berteriak keras. Sang preman menuduh AS sengaja mendatangkan Ketua Komisi C dan Kepala DLH Kendal ke lokasi tambang, sehingga alat berat berupa eskavator langsung dihentikan tidak boleh beroperasi.

Suara keras dengan nada marah dari sang preman membuat anaknya yang masih balita dan istrinya ketakutan.

"Sambil marah-marah preman itu juga minta ganti rugi Rp 3 juta, karena alat berat di lokasi tambang berhenti beroperasi," ungkapnya.

Baca Juga: Nekad Beroperasi, Galian C di Boja Tidak Berijin Langsung Ditutup

Kejadian intimidasi yang dialami sebenarnya hendak dia laporkan ke kepolisian. Namun, karena pada saat kejadian dia tidak membawa handphone untuk merekam, usaha melaporkan kasus ini urung dilakukan.

"Saya pas nggak bawa HP jadi tidak bisa merekam. Alat buktinya tidak ada ya saya tak jadi melaporkan kasus ini," ujarnya.

Dia menyampaikan, baik dirinya maupun warga di Kecamatan Ngampel tidak ada yang melarang adanya aktivitas penambangan. Warga hanya meminta agar para pengusaha tambang lebih peduli dengan warga sekitar.

"Di sepanjang jalan Magangan ini kalau cuaca terang, debunya sangat luar biasa. Masuk sampai ke rumah -rumah warga yang di dalam gang. Kasihan yang punya anak banyi, karena bisa menyebabkan sesak nafas," ungkapnya.

Dia juga mengungkapkan, jalanan jadi licin dan berlumpur saat hujan tiba-tiba datang mengguyur. Kondisi seperti ini menyebabkan banyak anak-anak Sekolah Dasar (SD) yang semula naik sepeda kini harus jalan kaki.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: E. Prayitno

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB
X