Sofian juga menyampaikan keraguannya terhadap keterangan resmi dari pihak rektorat dan dekanat UGM.
“Alih-alih memberikan penjelasan yang jelas, yang ada justru semakin banyak kejanggalan,” lanjutnya.
Dia juga mengkritik dokumen skripsi Jokowi yang dinilai tidak memenuhi standar akademik seperti nama dosen pembimbing, jadwal ujian, hingga catatan nilai, disebut tidak tercantum secara jelas atau bahkan tidak ditemukan sama sekali.
Baca Juga: Terbongkar, Alasan Jokowi Tidak Lagi Pakai Kacamata Seperti Foto Ijazah UGM
“Semua elemen penting seperti itu seharusnya tercatat dengan jelas, tetapi yang ada justru kekosongan,” sambungnya.
Atas polemik yang terjadi, Sofian Effendi mendesak agar pihak kampus tidak terus-menerus menghindar dari pertanyaan yang muncul dan mulai bersikap transparan.
“Saatnya UGM bicara jujur, bukan hanya menjaga citra. Rektor dan dekan harus berani membuka fakta, bukan sembunyi di balik narasi,” tuturnya.