KENDAL,AYOSEMARANG.COM – Banyaknya perusahaan dan industri di Kendal tidak membuat penyerapan tenaga kerja mudah. Sumber Daya Manusia (SDM) yang masih minim membuat angka pengangguran di Kendal tembus 32.000 orang.
Pemerintah Kabupaten Kendal terus menggenjot pengembangan SDM sebagai langkah nyata mengatasi tingginya angka pengangguran.
Salah satunya menggelar pelatihan berbasis kompetensi dengan menggandeng perusahaan-perusahaan di Kawasan Industri Kendal (KIK).
Bupati Kendal Dyah Kartika Permanasari menyatakan, pelatihan ini menjadi bagian dari program Kendal Cerdas, yang memfokuskan pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia sebagai modal utama pembangunan daerah.
“Program ini merupakan strategi konkret untuk menekan angka pengangguran. Harapannya tahun ini angka pengangguran di Kendal bisa turun minimal satu persen,” kata Bupati Dyah Kartika Permanasari saat menutup pelatihan unit kompetensi tahap pertama di Ruang Abdi Praja.
Pelatihan berbasis kompetensi ini digelar UPTD Balai Latihan Kerja (BLK) Disperinaker Kendal dan diikuti 144 peserta.
Baca Juga: Pastikan Penyerapan Tenaga Kerja, Gubernur Ahmad Luthfi Sambangi KIK
“Alhdulillah, seluruh peserta dinyatakan lolos dan akan diarahkan untuk bisa terserap di dunia industri. Kami sudah menjalin kerja sama dengan sejumlah perusahaan, sehingga mereka yang kompetensinya sesuai akan berpeluang langsung diterima kerja,” terangnya.
Lebih lanjut disampaikan bahwa pihaknya dalam waktu dekat akan segera meluncurkan program unggulan 1 Desa 1 Sarjana. Program ini dikerjasamakan pihaknya dengan Politeknik Furnitur dan Pengolahan Kayu (Polifurneka), dengan membuka dua kelas awal dengan masing-masing 25 peserta.
"Setelah lulus, mereka tidak hanya mendapatkan gelar sarjana terapan, tapi juga langsung kami tempatkan di dunia kerja. Ini bagian dari ikhtiar menurunkan angka pengangguran secara berkelanjutan," tegasnya.
Sementara Kepala UPTD BLK Disperinaker Kendal, Herdro Setyo Utomo, menjelaskan bahwa pelatihan ini dirancang tak hanya menyiapkan tenaga siap kerja, tapi juga menumbuhkan semangat kewirausahaan.
“Kami libatkan perusahaan-perusahaan dari KIK agar peserta bisa langsung terhubung ke dunia industri. Namun di sisi lain, kami juga dorong mereka punya mindset wirausaha sehingga tidak tergantung pada lowongan kerja formal,” jelas Herdro.