Rob di Kendal Makin Parah, Air Laut Naik Tanah Turun Tiap Tahun

photo author
- Rabu, 20 Agustus 2025 | 13:12 WIB
Sosialisasi dalam rangka bulan cinta laut dengan narasumber anggota DPRD Kendal.  (edi prayitno/kontributor kendal)
Sosialisasi dalam rangka bulan cinta laut dengan narasumber anggota DPRD Kendal. (edi prayitno/kontributor kendal)

KENDAL,AYOSEMARANG.COM  – Fenomena banjir rob di kawasan Pantura Jawa, khususnya di Kabupaten Kendal, kian mengkhawatirkan. Setiap tahunnya, permukaan air laut tercatat naik sekitar 10 sentimeter, sementara permukaan tanah justru turun hingga 5 sentimeter. Kombinasi dua faktor ini memperparah ancaman banjir rob yang kini tak hanya merendam kawasan pesisir, tetapi juga mulai menjangkau permukiman warga di Desa Mororejo, Kecamatan Kaliwungu.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kendal, Hudi Sambodo, menyebut kondisi ini sebagai ancaman serius yang memerlukan penanganan menyeluruh dan berkelanjutan. Salah satu upaya yang tengah disiapkan adalah pembangunan tanggul raksasa atau Giant Sea Wall oleh pemerintah pusat, yang diperkirakan menelan anggaran mencapai Rp 1.280 triliun.

"DKP juga terus menggalakkan penanaman mangrove untuk memperkuat garis pantai dan menahan abrasi," ujar Hudi, Selasa (20/8/2025).

Tak hanya pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga telah menganggarkan dana sebesar Rp 42 miliar untuk penyusunan Detail Engineering Design (DED) penanggulangan abrasi khususnya di wilayah Desa Mororejo yang kini menjadi salah satu titik rawan.

Kondisi ini juga menjadi perhatian para wakil rakyat di DPRD Kendal. Anggota DPRD Kendal dari Fraksi PKB, Rizki Oktaviani, mengimbau masyarakat untuk ikut terlibat aktif menjaga lingkungan, terutama ekosistem pantai dan sungai.

Baca Juga: Bendungan Karet jadi Antisipasi Sawah di Desa Bangunrejo Tak Tergenang Rob

“Rawat mangrove, jangan buang sampah sembarangan. Ingat, sampah dari sungai pasti bermuara ke laut. Jika laut tercemar, banjir rob akan semakin parah,” tegas Rizki.

Senada, Anggota DPRD Kendal lainnya, Nurul Mujib, menekankan pentingnya gotong royong warga dalam menjaga kebersihan lingkungan, terutama menjelang musim penghujan yang diprediksi segera tiba.

"Warga harus aktif membersihkan selokan dan saluran air. Jangan sampai air hujan justru membanjiri pemukiman karena aliran air tersumbat sampah," ujarnya.

Fenomena rob yang makin meluas ini tidak hanya menjadi isu lingkungan, tapi juga mengancam keberlangsungan hidup masyarakat pesisir. Tanpa intervensi serius dan kolaborasi semua pihak, baik pemerintah, DPRD, maupun masyarakat, dikhawatirkan beberapa wilayah di Kendal, termasuk Mororejo, akan terancam tenggelam dalam waktu dekat.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: E. Prayitno

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB
X