Jawa Tengah Mengalami Deflasi pada Bulan Agustus, Cabai Sampai Telur Ayam Memberi Dampak

photo author
- Kamis, 4 September 2025 | 16:14 WIB
ilustrasi cabai (Edi Prayitno/ kontributor Kendal)
ilustrasi cabai (Edi Prayitno/ kontributor Kendal)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Provinsi Jawa Tengah mengalami deflasi sebesar 0,10% (mtm) pada Agustus 2025, setelah mengalami inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,18% (mtm). Deflasi Jawa Tengah lebih rendah dibandingkan deflasi nasional sebesar 0,08% (mtm).

Laporan deflasi ini disampaikan oleh Plh Bank Indonesia Jateng Nita Rachmenia dalam keterangan tertulisnya, Kamis 4 September 2024.

Nita menyampaikan secara tahunan, Provinsi Jawa Tengah mengalami inflasi sebesar 2,48% (yoy), sementara inflasi nasional sebesar 2,31% (yoy).

"Secara spasial, seluruh kota pantauan inflasi di Jawa Tengah mengalami deflasi secara bulanan. Deflasi terendah berlangsung di Kab. Rembang yang mencatatkan deflasi sebesar 0,20% (mtm)," ungkapnya.

Baca Juga: Daftar Profesi Bergengsi untuk Lulusan Perpustakaan dan Sains Informasi

Deflasi pada periode laporan terutama dipengaruhi oleh penurunan harga pada Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau (andil: -0,19%; mtm).

Penurunan harga terutama terjadi pada komoditas cabai rawit seiring dengan memasuki masa panen di Kab. Temanggung, Kab. Brebes, dan Kab. Magelang.

"Kemudian, Tomat dan Bawang Putih juga mengalami deflasi seiring dengan pasokan yang mencukupi di pasar," ujarnya.

Komoditas lain yang memberikan andil deflasi, yaitu Telur Ayam Ras seiring dengan peningkatan produksi dari peternak.

Baca Juga: LBH Semarang Desak Polisi Transparan Ungkap Kematian Iko Juliant Junior

Sementara itu, komoditas Daging Ayam Ras mengalami inflasi (andil: 0,02%; mtm) seiring dengan kenaikan harga pada distributor, dan komoditas beras (andil inflasi: 0,01%; mtm) seiring dengan puncak panen raya yang telah berlalu serta kendala distribusi.

Deflasi lebih lanjut diredam oleh Kelompok Pendidikan yang mengalami inflasi dengan andil sebesar 0,06% (mtm), seiring dengan memasuki tahun ajaran baru 2025/2026 pada Agustus 2025 untuk jenjang perguruan tinggi.

"Komoditas utama penyumbang inflasi pada kelompok tersebut adalah biaya Akademi/Perguruan Tinggi, serta biaya Sekolah Dasar seiring dengan kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan/atau biaya pendaftaran ulang disejumlah perguruan tinggi," paparnya.

Selain itu, peningkatan tekanan inflasi juga terjadi pada Kelompok Transportasi (andil: 0,01%; mtm) seiring dengan normalisasi Tarif Kereta Api pasca diskon pada Juli 2025 lalu.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Regi Yanuar Widhia Dinnata

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB
X