Kendal Jadi Contoh, Pemberdayaan Desa Kini Lebih Kolaboratif dan Terintegrasi

photo author
- Rabu, 17 September 2025 | 17:36 WIB
Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Abdul Muhaimin Iskandar, meresmikan Kawasan Widuri Kendal, Rabu 17 september 2025.  (edi prayitno/kontributor kendal)
Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Abdul Muhaimin Iskandar, meresmikan Kawasan Widuri Kendal, Rabu 17 september 2025. (edi prayitno/kontributor kendal)

KENDAL,AYOSEMARANG.COM –  Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Abdul Muhaimin Iskandar, meresmikan Kawasan Widuri Kendal, sebuah kawasan percontohan pemberdayaan berbasis desa yang terletak di Desa Wonosari, Kecamatan Pegandon, Kabupaten Kendal, Rabu 17 september 2025.

Dalam sambutannya, Menko Muhaimin menegaskan pentingnya membangun ekosistem kolaboratif sebagai kunci sukses pemberdayaan masyarakat desa.

“Pemberdayaan tidak akan pernah berhasil tanpa ekosistem kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, pesantren, dan pihak swasta. Setiap rupiah dari APBN yang kita keluarkan harus punya dimensi pemberdayaan,” tegasnya.

Ia juga menyampaikan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap implementasi Undang-Undang Desa dan kinerja Kementerian Desa selama lebih dari satu dekade terakhir agar pembangunan desa lebih berdampak secara nyata.

Kawasan Widuri Kendal dikembangkan dengan pendekatan integrasi dan kolaborasi. Pembina kawasan di tingkat nasional, Arif Rubai, menjelaskan bahwa seluruh aktivitas di kawasan ini saling terhubung dan dirancang secara strategis.

“Di sini tidak ada yang berdiri sendiri. Ada dapur produksi (Dapur MBG), pemasaran digital, hingga komunitas perempuan yang aktif mengembangkan usaha. Semua dibangun dengan prinsip keterpaduan,” ujarnya.

Dapur MBG sendiri telah menyerap sedikitnya 50 tenaga kerja, dengan 47 di antaranya berasal dari warga sekitar, serta melibatkan lebih dari 100 warga sebagai pemasok bahan baku.

Produk unggulan seperti melon premium ditanam dengan sistem greenhouse dan dipasarkan ke berbagai segmen—supermarket untuk grade A dan unit produksi lokal untuk grade B dan C.

Tak hanya tanaman hortikultura, Kawasan Widuri juga mengembangkan peternakan ayam, lele, domba, hingga jangkrik, sebagai bagian dari upaya membangun desa sebagai sentra produksi pangan yang berdaya saing tinggi.

Rubai juga menyebutkan upaya revitalisasi pohon kelengkeng yang sebelumnya terbengkalai.

Baca Juga: Harga Tiket GIIAS Semarang 2025 Digelar 24–28 September, Tampilkan 18 Merek Kendaraan dan Model Baru

“Dulu banyak pohon kelengkeng mati karena kurangnya pengetahuan. Sekarang kami lakukan pendampingan agar budidayanya optimal dan bernilai ekonomi tinggi,” jelasnya.

Kolaborasi pembangunan kawasan ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari Pondok Pesantren Al Muhsin, pemerintah desa, Baznas, Rumah Zakat, hingga dunia usaha seperti Wardah Group.

Kawasan ini juga memiliki studio digital yang digunakan untuk mendukung promosi online produk-produk desa.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: E. Prayitno

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB
X