FIB Undip Ajak Mahasiswa Telusuri Minat dan Peminatan Sastra

photo author
- Sabtu, 11 Oktober 2025 | 19:49 WIB
Dewi Prihatini Maghfiroh,  Pegiat Naskah Kuno dari Pelataran Sastra Kaliwungu sata mengisi Telumisi.  (dokumen)
Dewi Prihatini Maghfiroh,  Pegiat Naskah Kuno dari Pelataran Sastra Kaliwungu sata mengisi Telumisi. (dokumen)

 

KENDAL,AYOSEMARANG.COM - Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Diponegoro (Undip) menggelar kegiatan tahunan bertajuk Telumisi, Telusuri Minat dan Bakat Sastra Indonesia 2025, di Gedung Serbaguna Fakultas Ilmu Budaya.

Tahun ini, Telumisi mengusung tema “Nala: Navigasi Peminatan Sastra dan Lintasan Aktualisasi” yang menjadi ruang bagi mahasiswa untuk mengenal lebih dalam berbagai cabang keilmuan sastra, termasuk bidang linguistik, filologi, dan ranah kreatif.

Acara ini dihadiri seluruh mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia dan menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang, antara lain Dewi Prihatini Maghfiroh, S.S. (Pegiat Naskah Kuno – Pelataran Sastra Kaliwungu), Indah Sri Novitasari, S.S., M.S. (Content Creator, MC, Model), serta Siti Rahmawati Hidayah, S.S. (Content Creator Sukma Positive Consulting).

Dalam sesi bertajuk “Menelisik Masa Lalu Bersama Filologi”, Dewi Prihatini Maghfiroh menyampaikan pentingnya peran filologi dalam dunia modern.

Ia menyayangkan anggapan bahwa filologi adalah ilmu kuno yang tak relevan. “Padahal, di dalam naskah-naskah lama tersimpan banyak pengetahuan berharga yang bisa dimanfaatkan oleh berbagai bidang seperti sejarah, antropologi, hingga kedokteran,” jelas Dewi.

Sebagai penggerak Pelataran Sastra Kaliwungu, Dewi juga menyoroti tantangan utama dalam dunia filologi saat ini—yakni keterbatasan akses terhadap naskah kuno yang tersebar di berbagai daerah dan minim dokumentasi.

Ia mendorong mahasiswa untuk ikut ambil bagian dalam pelestarian naskah-naskah tersebut, melihatnya sebagai peluang besar untuk generasi muda berperan menjaga warisan intelektual bangsa.

Baca Juga: Ingin Mahir Menulis Sastra,  Sekjen PSK Tekankan Banyak Membaca Literasi

“Menjadi filolog bukan sekadar mempelajari masa lalu, tetapi juga menjaga pengetahuan agar tetap hidup dan memberi manfaat di masa kini,” tegasnya, disambut antusiasme peserta yang ramai mengajukan pertanyaan terkait prospek dan kontribusi filologi di era digital.

Sesi lainnya turut menggugah ketertarikan mahasiswa terhadap dunia kreatif dan komunikasi publik. Indah Sri Novitasari dan Siti Rahmawati Hidayah berbagi pengalaman bagaimana latar belakang sastra dapat menjadi pondasi kuat untuk berkarier di dunia digital, sebagai content creator, public speaker, hingga konsultan komunikasi positif.

Dengan pendekatan inspiratif, kedua pembicara menyampaikan bahwa sastra tak hanya berdiam di ruang akademik, melainkan mampu merambah ruang sosial dan profesional yang luas.

Koordinator acara menyebut bahwa Telumisi 2025 merupakan bentuk nyata pendampingan akademik dan personal bagi mahasiswa baru maupun lama dalam menentukan arah peminatan mereka.

Kegiatan ini sekaligus membuka cakrawala bahwa ilmu sastra memiliki cabang yang luas dan saling terhubung.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: E. Prayitno

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB
X