SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Sarif Abdillah, meresmikan pemanfaatan rumah dinasnya sebagai Rumah Aspirasi Santri dan Rakyat dengan fokus utama mendorong penguatan literasi digital kalangan santri.
Peresmian ini dilaksanakan bertepatan dengan Hari Santri Nasional 2025, Selasa 21 Oktober 2025 dan ditandai dengan pelatihan media pesantren serta seminar bertema peran santri di ruang digital.
Dalam kegiatan tersebut, puluhan santri dari berbagai pesantren di Semarang Raya mengikuti pelatihan jurnalistik, pengelolaan media, serta strategi konten dakwah digital.
Program ini terlaksana berkat kerja sama dengan Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PWNU Jawa Tengah sebagai bagian dari komitmen meningkatkan kapasitas santri dalam menghadapi tantangan era informasi.
Sarif menegaskan bahwa rumah dinas pimpinan DPRD bukan hanya tempat tinggal pejabat, tetapi harus menjadi fasilitas publik yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat, termasuk santri sebagai salah satu kekuatan sosial bangsa.
“Di era digital seperti sekarang, santri tidak boleh hanya menjadi objek, tetapi harus menjadi subjek penggerak informasi. Rumah ini kami buka untuk menjadi pusat pelatihan, ruang diskusi, dan inkubator gagasan santri menuju kemandirian digital,” ujar Sarif.
Menurutnya, santri memiliki potensi besar dalam membangun ekosistem konten yang moderat, menyejukkan, dan mencerdaskan. Karena itu, pihaknya menyiapkan fasilitas pelatihan secara gratis sebagai dukungan nyata terhadap peningkatan kapasitas sumber daya santri di bidang media.
“Fasilitas rumah ini adalah fasilitas negara. Maka sudah seharusnya digunakan untuk melahirkan kemanfaatan. Ruang pelatihan tersedia, internet tersedia, dan semuanya bisa diakses tanpa biaya oleh santri maupun masyarakat,” tambahnya.
Ketua Fraksi PKB DPRD Jateng, Abdul Hamid, menyambut baik inisiatif tersebut. Ia menyebut langkah Sarif sebagai model pemanfaatan rumah dinas yang produktif dan visioner.
“Ini bukan sekadar aktivitas simbolik, tetapi langkah strategis. Pemanfaatan rumah dinas untuk pelatihan santri menunjukkan bagaimana fasilitas negara bisa menjadi pusat pemberdayaan umat,” ungkap Hamid.
Program perdana Rumah Aspirasi Santri dan Rakyat menghadirkan para penggiat media Nahdliyin yang membagikan pengalaman terkait produksi konten pesantren, strategi dakwah digital, hingga penguatan narasi keumatan di media sosial.
Sarif berharap inisiatif ini melahirkan generasi santri digital yang adaptif dan mampu mengambil peran strategis dalam percaturan informasi global.