SEMARANG, AYOSEMARANG.COM — Peresmian gedung baru Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Tengah pada Senin 8 Desember 2025, tak sekadar menandai perpindahan kantor. Di hadapan lebih dari dua ribu aparatur dari seluruh kabupaten/kota, momentum itu diposisikan sebagai titik balik untuk memperbarui cara kerja instansi yang selama ini menjadi rujukan layanan keagamaan masyarakat.
Bangunan yang berdiri megah di lingkungan Kanwil Kemenag Jateng Jl Sisingamangaraja Semarang ini disebut menjadi simbol perubahan budaya birokrasi. Menteri Agama RI Nasaruddin Umar yang hadir langsung menegaskan bahwa fasilitas fisik harus diikuti peningkatan kinerja. Ia memandang gedung baru ini sebagai ruang yang mendorong aparatur lebih adaptif, terbuka, dan berorientasi pelayanan publik.
Dalam forum silaturahmi bersama kepala kantor Kemenag kabupaten/kota dan pimpinan perguruan tinggi keagamaan negeri se-Jawa Tengah, Menteri Agama menekankan pentingnya kolaborasi untuk menjawab tuntutan masyarakat yang semakin tinggi. Menurutnya, komunikasi terbuka seperti yang terjadi dalam pertemuan tersebut merupakan fondasi bagi aparatur untuk menghasilkan terobosan nyata.
Baca Juga: Daftar 5 Rumah Makan Padang Favorit Dekat Simpang Lima Semarang dengan Ulasan Terbanyak Tahun Ini
Dorongan perubahan itu juga tercermin dalam tausiyah singkat yang disampaikannya. Ia mengajak seluruh pegawai memperluas pemahaman tentang ekoteologi—nilai keagamaan yang menjadi dasar dalam merawat lingkungan. Bagi Menteri Agama, penguatan kesadaran ekologis adalah bagian penting dari pelayanan publik, karena menyangkut masa depan masyarakat.
Isu lingkungan ini sekaligus menguat setelah bencana banjir melanda sejumlah daerah di Sumatera. Menteri Agama memastikan fasilitas pendidikan keagamaan yang rusak akan mendapat dukungan pemulihan. Ia menilai semangat saling bantu yang muncul dari masyarakat Indonesia—yang dua tahun berturut-turut dinobatkan sebagai negara paling dermawan di dunia—merupakan modal sosial besar untuk mempercepat bangkitnya wilayah terdampak.
Kepala Kanwil Kemenag Jateng, Saiful Mujab, melaporkan bahwa berbagai agenda strategis telah dipacu sebagai bagian dari transformasi kelembagaan. Di antaranya, penguatan moderasi beragama melalui keterlibatan generasi muda FKUB, dialog lintas iman, serta penerbitan buku-buku moderasi untuk dunia pendidikan.
Upaya merawat lingkungan diwujudkan melalui gerakan ekoteologi seperti penanaman 1.500 mangrove di kawasan pesisir. Sementara pada layanan keagamaan, Kemenag Jateng mengembangkan CTC (Collaborative Religious Service), sebuah ruang konsultasi lintas agama yang dirancang inklusif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Baca Juga: Atasi Masalah Tambang di Lereng Gunung Slamet, Ahmad Luthfi Instruksikan Pembentukan Satgas
Di bidang pertanahan, percepatan sertifikasi wakaf juga menjadi prioritas. Hingga pertengahan 2025, lebih dari 91 ribu bidang tanah wakaf di Jawa Tengah telah memperoleh sertifikat. Pembenahan pendidikan madrasah ramah anak, dukungan terhadap pesantren, hingga program kemandirian ekonomi umat melalui kerja sama dengan BAZNAS terus berjalan seiring penguatan kapasitas ASN.
Dengan rangkaian inisiatif tersebut, gedung baru Kanwil Kemenag Jateng bukan hanya menjadi tempat bekerja, melainkan penanda dimulainya fase baru pelayanan publik yang lebih manusiawi, inklusif, dan berorientasi masa depan. ***