BATANG, AYOSEMARANG.COM - Penata Penanggulangan Bencana Ahli Muda, BPBD Jawa Tengah Wachjoedy Fadjar mengatakan, berdasarkan kajian dan informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) serta Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ada kemungkinan muncul setiap saat terjadinya gempa di wilayah Jawa Tengah disebabkan pergerakan patahan.
“Pergerakan patahan itu mulai dari Rembang, Pati, Batang dan Wonosobo," kata Wachjoedy Fadjar, di Aula SMAN 1 Subah, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang, Kamis 9 Maret 2023.
Meskipun, lanjut dia, patahan Gringsing belum pernah menunjukkan tanda-tanda pergerakan, namun hal itu patut diwaspadai. Sebab menurut mantan Kepala BNPB Doni Munardo, bencana merupakan kejadian berulang.
Baca Juga: Cek Harga Oppo F11 Pro, HP Murah 2023 dengan Spesifikasi Unggul dan Kuat
“Memang belum pernah terjadi di sini, tapi gempa yang disebabkan pergerakan patahan merupakan siklus berulang tiap 100 tahun. Contoh seperti gempa di Palu, Aceh, jadi kejadian gempanya berulang setiap 100 tahun sekali,” jelasnya.
Ia juga khawatir jika masyarakat tidak terlatih ketika terjadi bencana, mereka bisa jadi korban.
"Makanya edukasi atau mitigasi ini perlu kami berikan agar seluruh warga sekolah nantinya lebih siap dan mampu menyelamatkan diri, apabila Patahan Gringsing menunjukkan tanda-tanda pergerakan,” katanya.
Oleh karena itu, rencananya edukasi dan mitigasi kepada peserta didik akan disampaikan langsung oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai narasumber utama didampingi instansi terkait.
"Diperkirakan agenda itu akan dilaksanakan antara 15 hingga 17 Maret mendatang," ungkapnya.
Pelaksana Tugas Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Batang, Riza Zakiyah menerangkan, dipilihnya SMAN 1 Subah menjadi proyek percontohan karena belum pernah mendapatkan edukasi seputar Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB),
Ia menyebutkan bahwa kondisi kontur tanah bagian bawah terdapat patahan yang berpotensi terjadinya gempa dan letak lembaga pendidikan yang berdekatan dengan Kawasan Industri Terpadu Batang, yang rawan terdampak baik secara alam maupun sosial.
“Sampai sekarang masih aman terkendali, tapi jika meneropong 20 hingga 30 tahun ke depan, jika lembaga pendidikan terletak di kawasan industri tentu berdampak luas dan munculnya patahan di bawah lingkungan sekolah dimungkinkan terjadinya gempa, sehingga warga sekolah harus bersiap sedini mungkin, apabila terjadi peristiwa kebencanaan,” ujar dia.