Tak Terima Usia 57 Tahun, Pemerhati Sejarah Batang Siap Ubah Undang Undang Tentang Berdirinya Kabupaten

photo author
- Sabtu, 8 April 2023 | 19:35 WIB
Diskusi  'Menelaah Kembali Hari Jadi Kabupaten Batang'  di Safari Beach Jateng, Sigandu-Batang, Sabtu 8 April 2023.
Diskusi 'Menelaah Kembali Hari Jadi Kabupaten Batang' di Safari Beach Jateng, Sigandu-Batang, Sabtu 8 April 2023.

BATANG, AYOSEMARANG.COM- Sejumlah pemerhati sejarah Kabupaten Batang membatah menjadi wilayah termuda di Jawa Tengah yakni berusia 57 tahun.

Sejarah Kabupaten Batang sekitar 1614, lalu dibekukan oleh pemerintahan Belanda pada tahun 1935. Lalu muncul Surat Keputusan Presiden Sukarno No. 52 tahun 1965 yang diterbitkan pada tanggal 14 Juni 1965 memulai kembali dibentuknya Pemerintahan Kabupaten Batang.

Batang sudah ada sejak Kerajaan Jawa Kuno, Eksistensi Batang sudah tercatat dari abad 7 masehi, yaitu sejak zaman Kerajaan Kalingga. Catatan itu tersebar di berbagai arsip, mulai dari prasasti, arsip nasional hingga luar negeri.

Baca Juga: Di Usia Ke-57, Pj Bupati Batang Minta Kuatkan Berkolaborasi Tingkatkan SDM Berdaya Saing

Perpustakaan Arsip Nasional bahkan bukti-bukti yang ada di Belanda juga memperkuat hal itu. Bahkan, berdasarkan catatan Pemerhati Sejarah, Supriyo Leksono, tercatat ada 23 Adipati/Bupati yg memerintah Batang.

Satu di antaranya pendiri Yayasan Nusahada Desa Mulia, Caswiyono Rusydie Cakrawangsa menganggap Peringatan Hari Jadi ke -57 Kabupaten Batang yang jatuh pada 8 April 2023 tidak tepat.

Menurutnya, istilah yang tepat adalah hari kembalinya kabupaten Batang dari Pekalongan.

"Jadi menurut riset dan penulisan sejarah islam dari berbagai elemen ini, ditemukan bahwa sesungguhnya Batang itu berdiri jauh sebelum itu, yaitu pada tahun 1614 masehi. Atau sekarang usianya sudah 409 tahun," katanya usai diskusi 'Menelaah Kembali Hari Jadi Kabupaten Batang' di Safari Beach Jateng, Sigandu-Batang, Sabtu 8 April 2023.

Baca Juga: Perekaman Biometric Calhaj di Kemenag Batang Didominasi Lansia

Ia sengaja mengumpulkan para pemerhati sejarah dari berbagai elemen untuk merekonstruksi sejarah Batang. Karena sebenarnya selama ini sudah ada diskusi, tapi sifatnya tertutup dan parsial.

Caswiyono menganggap diskusi terbuka perlu dilakukan sebagai ruang edukasi serta menambah literasi masyarakat Batang. Baginya, peringatan hari jadi saat ini adalah bentuk dari mereduksi sejarah.

"Kita mereduksi sejarah karena memperpendek sejarah umur kita Hanya 57 tahun. Padahal sesungguhnya sudah ratusan tahun lalu. Kalau tidak kita rekonstruksi seolah olah berarti kita enggak punya peradaban yang panjang," urainya.

Caswiyono menyebut sejarah panjang menyimpan peradaban dan kearifan yang sangat penting bagi Kabupaten Batang. Menurutnya, bangsa yang besar adalah yang menghargai sejarah.

Baca Juga: Pengasuh Ponpes di Batang Diduga Cabuli Puluhan Santriwatinya dengan Modus Nikah Siri Tanpa Saksi

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Akbar Hari Mukti

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB
X