Baca Juga: 6 Amalan Sunnah Sebelum Sholat Idul Adha yang Berbuah Pahala, Nomor 4 Beda dengan Idul Fitri
Dengan menyebut nama Allah, Yang Maha Pemurah, Yang Maha Penyayang
Sesungguhnya segala puji bagi Allah. Kami memuji Dia, kami mencari pertolongan-Nya serta kami memohon pengampunan-Nya.
Kami juga berlindung kepada-Nya dari kejahatan diri kita sendiri. Siapa pun yang Allah bimbing, tak ada yang dapat menyesatkan. Siapa pun yang Dia sesatkan, tak ada yang dapat membimbing. Serta aku bersaksi bahwa tak ada tuhan selain Allah serta aku bersaksi bahwa Muhammad jelas hamba serta rasul-Nya.
Saudara-saudara sekalian, ribuan tahun telah lalu, ada pria dengan nama Ibrahim pergi dari istri serta putranya yang baru lahir, di sebuah lembah yang tak mempunyai memiliki air atau makanan serta buah-buahan. Mereka selamat.
Lalu bertahun-tahun kemudian, pria yang serupa itu kembali siap untuk mengorbankan putranya. Momen inilah yang menjadi awal sejarah hari raya Idul Adha.
Baca Juga: Jarang yang Tahu! Inilah 6 Persamaan Sholat Idul Fitri dan Idul Adha
Pada hari raya Idul Adha 2023 ini, kita mengenang Kisah Nabi Ibrahim (saw) yakni kisah iman (Iman) serta pengorbanan (Dhahiyyah / Layyah) yang menarik dan telah diceritakan kembali lintas generasi. Tolong, dapatkah Anda bayangkan seorang suami yang penuh kasih, yang baru saja mempunyai bayi yang baru lahir, diminta untuk bepergian bersama keluarganya melintasi padang pasir serta meninggalkan istri juga anaknya di lembah tandus dengan sebutan Bakkah (kini menjadi Makkah modern)
Lalu tolong dapatkah Kamu bayangkan seorang ayah, yang setelah bertahun-tahun tak melihat putranya, kembali ingin menghabiskan waktu berkualitas bersamanya, cuma untuk diberitahu dalam mimpi untuk mengorbankannya?
Apa yang mendorong seorang pria untuk bertindak melawan naluri alamiahnya sebagai suami atau ayah? Sejumlah orang mungkin menyebutnya bid'ah, maupun iman buta, yang lain mungkin mengatakan bahwa dia merupakan seorang Nabi serta sebab itu diharapkan untuk bertindak dengan iman menurut perintah Allah swt.
Saudara-saudari yang diberkahi, saya merasa ada makna yang lebih dalam pada tindakan pengorbanan ini. Sebuah makna yang dapat kami adopsi pada hidup kami.
Di hari raya Idul Adha 2023 ini, Kami mempunyai tujuan atau misi yang benar-benar Anda yakini dan itu untuk kebaikan yang lebih besar, faktor kunci yang menentukan apakah Kamu akan berhasil untuk mencapai misi Kamu serta meninggalkan inspirasi untuk mencapai tujuan itu. Nabi Ibrahim telah meninggalkan kenangan dan pelajaran penting mengenai tekad mencapai mimpi yakni seberapa banyak kita bersedia berkorban untuk mencapai tujuan tersebut?
Saudara dan saudari terkasih, pria dan wanita hebat dalam sejarah mencapai kebesaran mereka dengan mengorbankan hidup mereka, keluarga mereka, harta benda mereka, uang mereka, semuanya atas nama misi yang mengubah wajah umat manusia. Nabi Ibrahim, memiliki misi dalam menunjukkan kepada orang-orang Jalan menuju Allah jauh dari penyembahan berhala, dan dia bersedia dan siap untuk mengorbankan dirinya serta keluarganya sendiri untuk tujuan itu.
Tolong, hari ini berapa banyak dari kita yang bersedia mengorbankan kenyamanan kita untuk tujuan yang lebih besar? Kami tumbuh dengan mencari kehidupan yang baik, seperti mendapatkan gelar, dapatkan pekerjaan, punya keluarga, menetap dan punya anak. Namun jauh di lubuk hati kami, sering kali kami terganggu oleh apa yang mengganggu Nabi Ibrahim ketika ia melihat ke langit serta berkata:
"Kecuali Tuhanku membimbing ku, niscaya aku termasuk orang-orang yang tersesat.”