Nyadran Gunung, Warga Desa Silurah Batang Langgengkan Tradisi Memotong Kambing Kendit

photo author
- Minggu, 30 Juli 2023 | 13:13 WIB
Gunungan hasil bumi meriahkan tradisi Nyadran Gunung di Desa Silurah, Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang. (Foto: dok)
Gunungan hasil bumi meriahkan tradisi Nyadran Gunung di Desa Silurah, Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang. (Foto: dok)

BATANG, AYOSEMARANG.COM -- Tradisi Nyadran Gunung kembali digelar warga Desa Silurah, Kecamatan Wonotunggal. Tradisi warisan leluhur ini telah ada sejak ratusan tahun lalu.

Rangkaian upacara adat pun digelar selama beberapa hari, dengan harapan kehidupan mereka tetap sejahtera dan terhindar dari bala atau malapetaka.

"Nyadran Gunung Silurah merupakan agenda tahunan sejak 500 tahun lalu. Berawal ketika munculnya bala atau malapetaka, maka pemimpin adat kala itu mendapat petunjuk lewat sebuah mimpi untuk melakukan beberapa ritual agar penyakit tersebut segera sirna," ungkap Kepala Desa Silurah, Suroto, Sabtu 29 Juli 2023.

Baca Juga: Beri Isyarat Jelang Pilpres 2024, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto Berpelukan

Lanjutnya, tiap malam Jumat Kliwon Jumadil Awal dalam penanggalan Islam, seluruh warga desa menggelar tasyakuran dengan ider-ider desa atau keliling desa sambil memanjatkan doa.

Lalu, keesokan harinya tokoh adat memotong kambing kendit yakni berbulu hitam namun ada bagian tubuh tertentu yang berwarna putih di lereng Gunung Ronggokusumo, diiringi gending Jawa, lalu sesepuh adat naik ke gunung untuk mendoakan leluhur.

Salah satu perangkat desa, Waluyo, menambahkan bahwa setelah kambing kendit dipotong dan ditanam di tempat tertentu, dagingnya dimasak sebagian dan dijadikan sesaji yang diletakkan di lima titik, salah satunya di Watu Larangan (batu larangan).

"Daging lainnya dimakan secara bersama seluruh warga," jelasnya.

Baca Juga: 4 Kuliner Jajanan Leker Paling Enak Murah di Semarang, Topping Banyak Bikin Kalap, Ada Leker Paimo Legendaris

Tradisi yang sudah ratusan tahun dan masih dilanggengkan warga setempat, terus diupayakan mendapatkan pengakuan dari Provinsi Jawa Tengah.

Disdikbud Kabupaten Batang pun merekomendasikan untuk mengkaji sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb).

"Sejumlah langkah perlu dilakukan seperti penelusuran fakta-fakta kegiatan kebudayaan yang masih lestari sejak pertama kali digelar hingga kini oleh masyarakat adat setempat," kata anggota tim WBTb, Mulyono Yahman.

Ia menuturkan, Nyadran Gunung Silurah ini sudah menjadi budaya turun menurun dari para leluhur yang sampai sekarang masih dibiasakan.

Baca Juga: Motor Matic Terbaik, 6 Kelebihan Honda BeAT Deluxe 2023 yang Unggul dan Canggih, Favorit Sejuta Umat

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rahma Rizky Wardani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB
X