regional

Volume Ekspor Melesat, Batik Pekalongan Go Internasional

Selasa, 8 Oktober 2024 | 18:54 WIB
Kepala Bidang Perdagangan Dindagkop-UKM Pemkot Pekalongan, Fitria Yuliani Kartika. (Muslihun)

PEKALONGAN, AYOSEMARANG.COM -- Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dindagkop-UKM) Pemkot Pekalongan mencatat prestasi gemilang: peningkatan volume ekspor sebesar 7,79 persen hingga Agustus 2024 dibandingkan tahun sebelumnya. Angka yang tampaknya sederhana ini menyimpan ribuan kisah perjuangan para pengrajin dan pengusaha lokal.

"Untuk capaian tahun 2023 volume ekspor sebesar 4.064.468 kilogram atau 4.064 ton, sedangkan untuk di tahun ini sampai dengan Agustus 2024 ini mencapai 3.380.733 kilogram atau 3.380 ton sehingga terhitung ada peningkatan 7,79 persen ini setara 316.000 kilogram ini," ungkap Fitria Yuliani Kartika, Kepala Bidang Perdagangan Dindagkop-UKM, Selasa 8 Oktober 2024.

Bayangkan, di balik setiap helai kain batik yang diekspor, ada tangan-tangan terampil yang mencanting dengan teliti, ada mimpi-mimpi yang terukir dalam motif-motif unik. Produk tekstil ini, bersama dengan olahan ikan, menjadi duta budaya Pekalongan yang melintasi batas negara, mencapai pasar-pasar di China, Malaysia, Arab, bahkan sejauh Somalia dan New York.

Fitria melanjutkan dengan antusias, "Di akhir pelatihan ekspor yang ketiga kami juga membawa langsung para UKM batik untuk berkunjung ke Free Trade Agreement (FTA) Center Semarang untuk mempelajari perjanjian perdagangan internasional."

Baca Juga: Marak Pelanggaran APK di Batang, Bawaslu Berdalih Masih Tahap Inventarisasi

Inilah bukti bahwa di balik kesuksesan ekspor, ada upaya gigih pemerintah kota untuk membekali para pengusaha lokal dengan pengetahuan global.

Namun, perjalanan menuju pasar internasional bukanlah tanpa tantangan. Para pengusaha UKM harus berjuang melawan arus, beradaptasi dengan standar global, dan berinovasi tanpa henti.

"UKM yang baru ingin melalui ekspor bisa melalui pihak ketiga jika belum cukup secara volume atau bisa menggandeng teman-teman UKM yang lain agar bisa memenuhi permintaan jika ada deal," saran Fitria, menggambarkan semangat gotong royong yang masih kental di kalangan pengusaha Pekalongan.

Puncak dari perjuangan ini akan terlihat pada 9-11 Oktober 2024, ketika para UKM Pekalongan akan unjuk gigi di Trade Expo Indonesia. Di sana, mereka tidak hanya akan memamerkan produk, tetapi juga mimpi dan harapan seluruh kota. Ini adalah panggung di mana batik Pekalongan akan berbicara kepada dunia, menunjukkan bahwa dari sebuah kota kecil di pesisir utara Jawa, lahir karya-karya yang mampu menghiasi pasar global.

Baca Juga: Menteri Luhut Resmikan Kemitraan Investasi INA dan Changzhou Liyuan di Fasilitas Katoda LFP Kendal

Cerita ekspor Pekalongan ini bukan sekadar tentang angka dan statistik. Ini adalah kisah tentang bagaimana sebuah warisan budaya bertransformasi menjadi kekuatan ekonomi, bagaimana tangan-tangan terampil pengrajin lokal mampu meraih pasar internasional. Di setiap helai kain batik yang terjual di pasar global, terukir kisah perjuangan, inovasi, dan kebanggaan Kota Pekalongan.

Tags

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB