regional

Angka DBD Masih Tinggi, Dinkes Kendal Bakal Hapus Fogging

Senin, 24 Februari 2025 | 22:03 WIB
Petugas Dinkes Kendal persiapan melakukan fogging. (edi prayitno/ kontributor Kendal )

KENDAL,AYOSEMARANG.COM - Angka warga Kendal yang terjangkit Demam Berdarah masih tinggi. Memasuki tahun 2025 ditemukan 114 kasus demam berdarah dengue (DBD). 
 
Dari jumlah ratusan ini, 5 warga Kendal dinyatakan meninggal dunia akibat terjangkit DBD.
 
Kepala Dinkes Kendal, dr Abidin usai menggelar rapat monitoring dan evaluasi (Monev) kasus DBD di Gedung Abdi Praja Setda Kendal, Senin 24 februari 2025 mengungkapkan jumlah warga yang terjangkit DBD dan yang meninggal dunia dengan perhitungan di bulan yang sama, menurun dibandingkan dengan tahun 2024. 
 
Pasalnya, di 2024 di bulan yang sama jumlahnya lebih banyak dan yang meninggal dunia mencapai 13 orang.
 
"Untuk menekan tingginya kasus DBD, kita akan menggalakkan progam pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan perlahan akan mengurangi kegiatan fogging," ungkapnya.
 
Baca Juga: Banjir di Desa Kebonharjo Surut, DBD Merebak Satu Warga Meninggal dunia
 
Dikatakan, PSN lebih efektif menekan tingginya kasus DBD dibandingkan dengan melakukan fogging. 
 
"PSN itu memberantas jentik, kalau fogging hanya membunuh nyamuk yang terbang. Padahal, nyamuk itu hewan yang sangat sensitif pendengarannya. Begitu ada suara fogging bisa langsung terbang menjauh," jelas dr Abidin.
 
Ditambahkan, progam PSN yang digalakan ini dalam setiap minggunya akan dilakukan di seluruh Puskesmas yang ada di Kabupaten Kendal. Rencananya, pelaksanaan progam PSN ini akan digelar setiap hari Jumat.
 
Sementara itu, Mulyono Sastrowardoyo dari Dinkes Jateng menyatakan, persepsi yang biasa muncul di masyarakat setiap ditemukan kasus DBD harus dilakukan fogging. 
 
Padahal, ke depan pihaknya akan berupaya untuk meniadakan fogging lagi.
 
"Kita akan rubah persepsi yang keliru di masyarakat terkait harus dilakukan fogging jika ditemukan kasus DBD. Senjata yang akan kita gunakan adalah mendirikan Jumantik (juru pemantau jentik) di setiap rumah warga," kata Mulyono.
 
Di progam Jumantik, Mulyono berharap agar ada satu orang di setiap rumah warga yang ditugasi untuk mencari jentik nyamuk. Tugas mencari jentik harus dilakukan minimal seminggu sekali.
 
Dia menegaskan, untuk menghapus fogging akan dilakukan pihaknya secara perlahan. Hal ini mengingat persepsi masyarakat sangat kuat jika ada salah satu warganya yang terjangkit DBD harus difogging. Apalagi ketika yang terjangkit DBD meninggal dunia.
 
"Penghapusan fogging tidak kita lakukan secara frontal. Kita lakukan perlahan, pelan-pelan diiringi dengan memberikan edukasi terhadap masyarakat," ungkapnya.
 
Diterangkan, progam PSN sangat mudah, murah dan aman bagi masyarakat. Berbanding terbalik dengan fogging.
 
Fogging berbahan insektisida memiliki resiko besar baik untuk manusia maupun untuk nyamuk. 
 
"Fogging bisa menyebabkan nyamuk resisten atau kebal terhadap fogging sehingga obat fogging perlu ditambah. Sedangkan bahaya bagi manusianya, yakni dapat meracuni makanan yang ada di rumah, karena berbahan kimia," bebernya.
 
Fogging ini, lanjutnya, juga berbahaya bagi keberlangsungan mahluk hidup seperti hewan peliharaan, baik ayam ataupun kucing. Berbahaya juga untuk tanaman yang akan dikonsumsi manusia, seperti sayur-sayuran

Tags

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB